Bisnis.com, MAKASSAR - Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyiapkan tiga prioritas kerja penanganan banjir bandang di Luwu Utara.
Pertama, meminta Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) dan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) menghubungkan kembali jalur Trans Sulawesi, serta mencari solusi banjir yang menutup rumah warga.
"Termasuk kondisi sungai yang kini lebih tinggi dari jalan sehingga air merembes ke semua perkampungan warga. Ini yang akan dicarikan solusinya, apakah nanti dibuat waduk atau seperti apa," ungkap Nurdin saat melakukan peninjauan bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Kamis (16/7/2020).
Kedua, normalisasi sungai, sebab dikhawatirkan banjir susulan bisa saja terjadi, melihat sedimen yang masih banyak.
Terakhir, pemerintah akan menyiapkan hunian sementara (huntara) sambil menunggu kepastian area relokasi warga nantinya.
Nurdin menjelaskan, dari rapat dengan Menteri PUPR, Bupati Luwu Utara, Pangdam XIV/Hasanuddin, Kapolda Sulsel bahwa huntara akan jadi knock down. Menteri PUPR kata Nurdin, juga menjanjikan akan membangun rumah tipe 36 bagi warga di bantaran sungai yang akan direlokasi.
Baca Juga
"Rencana relokasi ini karena kondisi masyarakat itu sangat sedih. Mereka trauma tinggal juga di kota, sehingga memilih mengungsi atau naik ke gunung. Insyaallah dalam waktu dekat huntaranya bisa segera dibangun. Ini sedang diinventarisir semua, karena itu permintaan warga" kata Nurdin.
Rencananya lokasi relokasi korban banjir bandang yang menelan 29 korban jiwa, dan 69 orang hilang itu, di kawasan yang lebih tinggi di atas wilayah Desa Radda, yakni di Desa Meli, Kecamatan Baebunta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kedua kiri) meninjau lokasi banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (16/7/2020)./Antara-Abriawan Abhe
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, bersyukur dengan melihat atensi dan dukungan yang luar bisa dari daerah tetangga, pemerintah provinsi, juga kementerian.
"Kami juga akan bekerja dan siapkan sesuai kewenangan. Terutama, menyiapkan lahan untuk relokasi yang ada di bantaran Sungai Masamba maupun Radda," katanya.
Indah tak menampik terkait kondisi di hulu yang gundul dan mengakibatkan banjir bandang. Laporan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sungai Rongkong, dan Dinas Lingkungan Hidup Luwu Utara, terdapat dua gunung yang mengalami longsor, yaitu Gunung Lero yang materialnya turun ke Sungai Radda
Sementara satu gunung lainnya yakni Gunung Maganrang yang materialnya masuk Sungai Masamba saat hujan terjadi dan mengakibatkan luapan. Namun, Indah membantah tentang isu pembukaan lahan di kawasan tersebut.
"Kami bisa pastikan tidak ada izin lahan yang keluar di wilayah hulu sungai," terang Indah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan pihaknya telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan sisa material banjir bandang. Kementerian PUPR mengerahkan mobil tangki air berkapasitas 4.000 liter satu unit dan 10 unit hidran umum berkapasitas 2.000 liter untuk membantu kebutuhan air bersih para pengungsi korban bencana banjir, karung sebanyak 1.000 lembar, serta sembako.
"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," ungkap Basuki. (k36)