Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengonfirmasi jumlah korban meninggal akibat banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara hingga pukul 15.30 Wita, Selasa (14/7/2020) berjumlah 10 orang.
Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar mengatakan jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan banyaknya warga yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan.
“Mayat-mayat tersebut sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Hikmah dan RS Andi Djemma,” Kata Muslim.
BPBD pun telah mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum bagi para korban. Selain di tenda, pegungsi juga memenuhi kantor-kantor pemerintahan, sekolah, dan rumah ibadah sebagai tempat berlindung sementara.
Muslim menyebut, area yang tertimbun lumpur seluas kurang lebih 1 hektare dengan rata-rata ketinggian sekitar 1 meter.
Baca Juga
Sementara itu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani menyebut belum ada data pasti terkait korban meninggal yang bisa dikonfirmasi.
“Sampai saat ini tim di lapangan masih terus melakukan pendataan bagi korban hilang maupun meninggal,” kata Indah.
Dia pun mengimbau warga agar tetap waspada karena curah hujan di wilayahnya masih cukup tinggi.
Dilaporkan sebelumnya, titik utama banjir bandang akibat luapan sungai yaitu di Masamba, ibu kota kabupaten Luwu Utara serta Desa Radda, penghubung ke sejumlah daerah termasuk Kota Makassar, ibu kota Sulsel.
Banjir yang menerjang sekitar pukul 22.00 Wita menyapu rata rumah-rumah warga utamanya di bantaran sungai. Sejumlah kendaraan tertimbun lumpur. Fasilitas social, rumah ibadah, bahkan bandara setempat juga tak luput dari terjangan air dan lumpur.