Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Sudah Serap Beras Petani di Sultra 32,65 Persen dari Target

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Sulawesi Tenggara telah menyerap 8.000 ton beras petani sepanjang 2020.
Ilustrasi beras Bulog./Antara/Vicki Febrianto
Ilustrasi beras Bulog./Antara/Vicki Febrianto

Bisnis.com, KENDARI – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Sulawesi Tenggara telah menyerap 8.000 ton beras petani sepanjang 2020.

Kepala Bulog Kanwil Sultra Ermin Tora mengatakan Bulog membeli beras petani dari sentra-sentra produksi melalui pengusaha mitra Bulog.

"Capaian pembelian beras petani 8.000 ton sangat menggembirakan karena terjadi pada awal musim panen tahunan. Bulog Sultra bersama mitra optimistis mencapai target serapan," kata Ermin Tora di Kendari pada Sabtu (30/5/2020).

Bulog Kanwil Sultra tahun ini ditargetkan membeli beras petani sebanyak 24.500 ton atau meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang 18.000 ton. Dengan demikian, jumlah 8.000 ton yang sudah terserap itu mencakup 32,65 persen dari target tahun ini.

"Peningkatan target serapan adalah kebijakan Bulog pusat dengan berbagai kajian atau analisis kinerja beberapa tahun sebelumnya," kata Ermin.

Bulog melalui mitranya yang ada di sentra-sentra produksi membeli beras petani berdasarkan keputusan pemerintah seharga Rp8.300 per kg.

Tahun ini pemerintah menetapkan harga pembelian beras petani Rp8.300 per kg, naik dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp8.030 per kg.

Adapun standar kualitas beras pembelian Bulog, yakni kadar air paling tinggi 14 persen, derajat sosoh paling sedikit 95 persen, butir patah paling tinggi 20 persen dan butir menir paling tinggi 2 persen.

Informasi yang dihimpun menyebutkan panen padi sawah di sentra-sentra produksi sedang berlangsung, yakni Kabupaten Konawe, Bombana, Konawe Selatan, Kolaka Timur Kolaka, dan Kota Baubau. Mitra Bulog terus bergerak membeli beras petani setempat.

Bulog tidak memandang kehadiran perusahaan industri penggilingan padi di sentra-sentra produksi sebagai pesaing yang mempersempit ruang bisnis Bulog. Kehadiran industri penggilingan sebagai kompetitor Bulog justru menguntungkan petani karena mendorong persaingan harga pembelian gabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler