Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Sulutgomalut Tegaskan Keringanan Kredit untuk UMKM, Bukan ASN

Dalam POJK No.11/2020 mengatur keringanan kredit diperuntukkan bagi kalangan sektor informal.
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara memprioritaskan restrukturisasi kredit bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan bisnis lainnya.

Kepala OJK Sulut Gorontalo Malut (Sulutgomalut) Slamet Wibowo menegaskan program pemberian keringanan kredit khusus untuk pelaku UMKM.

"Kami menegaskan program restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19 untuk pelaku usaha, bukan kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN)," katanya, Rabu (29/4/2020).

Slamet mengatakan POJK No.11/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19 diperuntukkan bagi kalangan sektor informal.

POJK tersebut, katanya, mengatur sasaran penerima restrukturisasi ialah mereka yang terdampak langsung maupun tidak langsung oleh pandemi.

"Yang berhak diberi keringanan ialah yang memang pembiayaan kreditnya bersumber dari usahanya yang terdampak. Mereka yang kesulitan melakukan pembayaran kredit karena terdampak Covid-19," ujar Slamet.

Dia menjelaskan, filosofi POJK 11 adalah memberi stimulus atau keringanan kepada debitur yang karena Covid-19 ini mengalami kesulitan memenuhi kewajiban kreditnya karena kesulitan pemasukan akibat terganggunya usaha, produksi atau aktivitas.

"Khususnya mereka yang pendapatannya bersifat harian, misalnya, pelaku UMKM, buruh, tani, nelayan dan lain-lain. Kalau yang punya penghasilan tetap tidak bisa," katanya.

Dia menjelaskan lebih jauh POJK 11 mengatur dua sisi, pertama di sisi industrinya, yakni perbankan dan kedua di sisi nasabah.

"Perbankan dan IKNB, mereka diperkuat likuiditasnya dan diberi kewenangan restrukturisasi," katanya.

Adapun, yang perlu diperhatikan perbankan dan IKNB dalam memberikan keringanan kredit adalah hanya debitur yang lancar membayar. Kredit yang lancar menbuat bank tak perlu membentuk CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai)

Dia juga meminta dengan tegas agar perbankan dan IKNB agar menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian restrukturisasi agar tepat sasaran.

"Masing-masing bank punya pedoman tata kelola. Tujuannya, jangan sampai terjadi moral hazard, yang tidak berhak justru dapat keringanan," jelasnya.

Agar tak terjadi kekeliruan pemberian restrukturisasi, bank wajib melakukan assesment atau penilaian kepada nasabah. Bank akan melakukan mitigasi dan investigasi sekaligus.

Bank akan melihat tingkat kerugian atau besaran dampak yang ditimbulkan Covid-19 terhadap usaha debitur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler