Bisnis.com, MANADO – Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Balai Perikanan Budidaya Laut dan Payau Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo diminta fokus kepada penelitian dan pengembangan udang vaname.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan agar Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Perikanan Budi daya Laut dan Payau (BPBLP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo tidak mengurusi masalah penjualan udang vaname. Menurutnya, porsi itu lebih baik diserahkan kepada pihak swasta.
“Fokus saja ke budi dayanya, bagaimana supaya cepat pengembangannya,” jelasnya dalam siaran pers pada Selasa (21/1/2020).
Rusli meminta agar Laboratorium BPBLP sebagai rujukan bagi para siswa sekolah magang. Lebih lanjut, dia berharap agar BPBLP melibatkan masyarakat dalam proses pembudidayaan udang vaname.
Langkah itu, lanjut Gubernur, untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat dalam hal pengembangan serta budi daya. Dengan demikian, sumber daya manusia yang dimiliki menjadi lebih berkembang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Sila Botutihe mengatakan akan merubah manajemen pemanfaatan BPBLP. Selain pola pikir masyarakat, dilakukan pemberdayaan SDM yang beraktivitas.
“Balai ini bukan tempat untuk berpikir cara memperoleh keuntungan. Di sini juga ada beberapa sekolah yang sedang praktik, kami transfer ilmunya kepada mereka,” jelasnya.
BPBLP melaporkan produksi 37.000 benih udah vename pada 2019. Harga yang dipatok untuk benih udang yakni Rp30 per ekor atau jauh berbeda dengan harga pasaran yang mencapai Rp50 per ekor hingga Rp52 per ekor.
Adapun, produksi udang vaname mencapai 2 ton pada 2019. Selain komoditas itu, benih ikan nila salin juga mulai dibudidayakan pada 2020.