Bisnis.com, MAKASSAR -- Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah Tbk. (BTPN Syariah) terus mendorong penguatan peran Community Officer (CO) dalam meningkatkan jumlah nasabah. Kehadiran CO sendiri terbukti mampu memaksimalkan kinerja BTPN Syariah dalam program pemberdayaan masyarakat prasejahtera.
CO atau bankir pemberdaya merupakan orang-orang yang terlibat langsung dengan nasabah yang memperoleh pembiayaan dari BTPN Syariah.
CO sendiri bertugas menjadi pendamping dan pembina nasabah yang merupakan perempuan produktif baik itu perempuan muda ataupun ibu rumah tangga yang sedang membangun usaha.
Membangun efektivitas kerja para CO menjadi komitmen BTPN Syariah agar mereka mampu membantu nasabah untuk memaksimalkan dan mengembangkan usaha yang dikelola oleh para nasabah.
Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan CO memiliki peran penting untuk tetap menjaga kinerja positif perseroan dari sisi pemodalan bagi masyarakat prasejahtera.
"Jadi sebenarnya, CO tidak hanya bertugas untuk menambah nasabah baru, tetapi juga bagaimana mereka bisa mendorong nasabah untuk meningkatkan kualitas bisnisnya," ungkap Ainul di Makassar, Jumat (13/12).
Tak sekadar menjadi perpanjangan tangan perseroan, tidak sedikit dari CO yang lebih banyak berinteraksi dengan para nasabah sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.
Adanya pertemuan rutin yang dilakukan kedua pihak secara otomatis mampu membangun ikatan emosional yang baik.
Ainul menjelaskan, pemodalan pemberdayaan masyarakat prasejahtera yang dikeola oleh para CO yakni dengan skema berkelompok tanpa agunan. Di mana para nasabah dikumpulkan dalam satu sentra yang kemudian akan mendapat pendampingan dari CO.
"Program pemberdayaan masyarakat prasejahtera dan khusus perempuan itu baru BTPN Syariah yang lakukan. CO yang kami rekrut pun semuanya adalah perempuan," katanya.
CO BTPN Syariah sendiri disebut mampu meminimalisir angka pengangguran di Indonesia. Sebab, peluang kerja juga dibuka bagi lulusan SMA/Sederajat. Bahkan kata Ainul, dari 10 ribu CO yang ada 70% di antaranya merupakan lulusan SMA.
Memprioritaskan perempuan mulai dari CO hingga nasabah dalam program ini juga menjadi konsistensi BTPN Syariah untuk memberdayakan peran perempuan.
Alasannya, sebab perempuan dinilai lebih mampu mengelola keuangan. Dari sisi nasabah, Ainul menyebut sebab perempuan juga memiliki peran untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Tidak hanya sekadar mengurus rumah saja.
Untuk wilayah Sulsel sendiri tercatat ada 183 CO yang mendampingi sekitar 48 ribu nasabah. Dari total CO tersebut 5% di antaranya adalah lulusan SMA.
Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, hanya Kabupaten Enrekang dan Selayar yang belum terjamah oleh CO BTPN Syariah. Hal itu kata Ainul sebab perekrutan dilakukan secara bertahap, termasuk dengan melihat statistik angka masyarakat prasejahtera.
Salah satu CO asal Kabupaten Gowa, Karina Nasir mengatakan senang menjalani profesi sebagai CO BTPN Syariah. Ada tantangan tersendiri kata perempuan berusia 23 tahun itu. Sebagai lulusan SMA, Rina sapaan akrabnya sempat merasa takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
Hingga akhirnya, ia memberanikan diri untuk mendaftar sebagai CO pada Juni 2019. Selama enam bulan bergabung, Rina melayani 29 sentra dan mendampingi perempuan produktif di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Gowa. Per hari, ia harus mengunjungi 5 sentra untuk memberikan pembimbingan.
"Dari 29 sentra itu, saya sendiri membentuk tiga sentra baru. Di mana masing-masing sentra terdiri dari 20 nasabah atau perempuan produktif," ungkap Rina.
Ia berharap, ke depan bisa terus membentuk sentra baru dengan menambah jumlah nasabah perempuan produktif di wilayah sekitar. Menurut Rina, perempuan produktif yang merintis sebuah usaha patut mendapat bantuan pemodalan untuk mendukung dan memaksimalkan usahanya.