Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Catatan BI untuk Pengembangan Sektor Pariwisata Sulut

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan untuk mendorong sektor pariwisata Sulut.
Taman Laut Nasional Bunaken, Manado, Sulawesi Utara/Ilustrasi-en.wikipedia.org
Taman Laut Nasional Bunaken, Manado, Sulawesi Utara/Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, MANADO - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara memberikan sejumlah catatan untuk mengoptimalkan sektor pariwisata di Bumi Nyiur Melambai.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan untuk mendorong sektor pariwisata Sulut. Pertama, dengan potensi sumber daya dan panorama alam, Bumi Nyiur Melambai menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) dengan pertumbuhan cenderung tinggi pada 2016—2018.

“Namun, pertumbuhan wisman di Sulut sudah mendekati titik puncaknya pada 2019. Untuk dapat terus meningkatkan wisman, perluasan pasar turis di luar China perlu dilakukan, terutama pada turis asal Eropa dan Amerika yang umumnya memiliki kualitas pengeluaran yang lebih tinggi,” jelasnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Kota Manado, Rabu (11/12/2019).

Dari sisi geografis, Arbonas menjelaskan Sulut dikelilingi sejumlah hub dunia seperti Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Bangkok. Geoposisi itu menurutnya perlu dimanfaatkan dengan menjalin kerja sama dengan maskapai internasional terutama low cost carrier (LCC)untuk menekan biaya perjalanan.

Selain hub internasional, lanjut dia, Bumi Nyiur Melambai berpotensi mejadi hub domestik untuk menuju tempat wisata di kawasan timur Indonesia (KTI). Lewat integrasi pariwisata, pihaknya berharap dapat disusun paket wisata yang lebih menarik bagi wisatawan asing.

“Untuk meningkatkan length of stay wisatawan di Sulut maupun Indonesia,” imbuhnya.

Arbonas memprediksi pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Likupang akan mendatangkan total investasi Rp7,1 triliun ke Sulut dalam beberapa tahun ke depan. Selanjutnya, lokasi itu diproyeksikan akan mampu memberikan kontribusi kepada pendapatan devisa Rp22,5 triliun pada 2030.

Dengan demikian, Arbonas menilai potensi dan dampak ekonomi dari KEK Likupang perlu dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Salah satunya dengan menyiapkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dapat mendukung pengembangan baik tujuan maupun atraksi wisata.

“Ini penting agar daerah memiliki daya tawar lebih terhadap pengelola sehingga beberapa barang kebutuhan darerah tujuan wisata tidak diambil dari luar daerah. Selain itu, daerah juga perlu meningkatkan UMKM yang bergerak di bidang hiburan dan wisata budaya,” paparnya.

Dia mengajak perbankan di Sulut untuk melihat potensi dan menyalurkan kredit kepada UMKM yang bergerak di bidang pariwisata. Menurutnya, sektor itu telah menjadi sumber pertumbuhan baru kredit di Bumi Nyiur Melambai pada kuartal III/2019.

Selain itu, Arbonas mengingatkan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Strategi itu dapat melalui penyedian sekolah vokasi dan kejuruan sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata.

“Transformasi struktural perekonomian Sulut yang mulai berjalan dengan pengembangan KEK pariwisata perlu didukung dengan pengembangan sektor-sektor pendukungnya. Inovasi model bisnis dan produk-produk pendukung pariwisata perlu dilakukan untuk mempercepat dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper