Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Perhiasan Sulut Naik 40,99 Persen

Ekspor kelompok komoditas perhiasan atau permata Provinsi Sulawesi Utara tumbuh 40,99% secara tahunan pada periode Januari 2019Oktober 2019.
Ilustrasi pedagang menata perhiasan emas. Ekspor perhiasan Sulawesi Utara tahn ini meningkat./Antara-Rahmad
Ilustrasi pedagang menata perhiasan emas. Ekspor perhiasan Sulawesi Utara tahn ini meningkat./Antara-Rahmad

Bisnis.com, MANADO — Ekspor kelompok komoditas perhiasan atau permata Provinsi Sulawesi Utara tumbuh 40,99% secara tahunan pada periode Januari 2019—Oktober 2019.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, nilai ekspor kelompok  perhiasan atau permata US$105,25 juta pada Januari 2019—Oktober 2019 atau naik 40,99% dari US$74,65 juta pada Januari 2018—Oktober 2018.

Kenaikan juga terjadi dari sisi kontribusi komoditas perhiasan atau permata terhadap ekspor nonmigas Sulut. Peran kelompok itu naik dari 9,02% pada Januari 2018—Oktober 2018 menjadi 16,46% periode Januari 2019—Oktober 2019.

Dari sisi peran terhadap total nilai ekspor nonmigas Sulut Januari 2019—Oktober 2019, kelompok perhiasan dan permata berada di posisi kedua. Kontribusi komoditas itu berada di bawah lemak dan minyak hewani atau nabati.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut Ivanry Matu menyambut baik perkembangan ekspor perhiasan dan permata. Artinya, komoditas itu mampu memberikan kontribusi terhadap nilai perdagangan agar tidak mengalami defisit.

“Dari sisi ekonomi itu sangat menggembirakan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/11/2019).

Ivanry memperkirakan kenaikan ekspor permata dan perhiasan karena hasil produksi Bumi Nyiur Melambai diminati oleh negara lain. Apalagi, komoditas itu diminati sebagai salah satu instrumen investasi di tengah kondisi perekonomia yang kurang baik.

“Perhiasan menjadi salah satu instrumen investasi yang bagus tidak hanya sebagai aksesori,” jelasnya.

Dia menyebut perhiasan masuk sebagai kategori barang mewah. Oleh karena itu, nilai ekspor yang dihasilkan akan mengalahkan produk perkebunan seperti kopi dan produk perikanan.

“Apalagi perikanan memang sedang lesu akibat kebijakan moratorium Menteri KKP terdahulu,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ivanry menyarankan agar Sulut melakukan diversifikasi pasar ekspor dan penganekaragaman produk. Pihaknya mendorong pengapalan untuk produk bernilai tinggi.

Untuk ekspor produk bernilai tinggi, pihaknya mengatakan para pelaku usaha dapat memanfaatkan sejumlah penerbangan langsung dari China ke Manado, Sulawesi Utara. Pasalnya, terdapat potensi kargo kosong untuk mengekspor barang bernilai tinggi.

Sementara itu, Koordinator International Business Administration (IBA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi Joy Elly Tulung menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir industri perhiasan dan permata Sulut mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah negara seperti Singapura dan China meminati hasil produksi Bumi Nyiur Melambai.

Joy menilai industri perhiasan dan permata harus terus terus didorong karena merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Apalagi, sektor itu memang menjadi perhatian pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

“Pemerintah harus terus mendorong industri ini agar memiliki daya saing dengan terus mengembangkan kreativitas dari pelaku usaha ini, karena ke depan tentunya persaingan secara global akan terus meningkat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper