Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Tembakau Sulsel Didorong Pacu Produksi Guna Pasar Ekspor

Kebutuhan nasional dibutuhkan tembakau sedikitnya 330.000 ton per tahun.
Petani menyiangi rumput di antara tanaman tembakau./Antara-Anis Efizudin
Petani menyiangi rumput di antara tanaman tembakau./Antara-Anis Efizudin

Bisnis.com, MAKASSAR — Komoditi tembakau sejauh ini memang belum pernah menjadi komoditas andalan Sulawesi Selatan. Meski begitu, petani tembakau di Sulsel tetap didorong untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan ekspor.

Merujuk pada data Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), jumlah produksi tembakau Sulsel per tahun berada di kisaran 2.000 ton. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan nasional dibutuhkan tembakau sedikitnya 330.000 ton per tahun.

"Produksi kita naksimal itu di angka 200 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut tentunya masih kurang. Apalagi khsusus Sulsel, tembakaunya itu menjadi favorit di tiga negara Asia lainnya," ungkap Ketua AMTI Budidoyo, Selasa (8/10/2019).

Tiga negara yang menjadi tujuan ekspor untuk komoditi tembakau antara lain, Filipina, Thailand, dan Brunei Darussalam. Adapun tiga daerah produksi tembakau di Sulsel yakni Kabupaten Soppeng, Jeneponto, dan Sinjai. Budidoyo mengatakan, masing-masing daerah itu memiliki ciri khas tembakaunya sendiri.

Sayangnya lanjut Budidoyo, petani tembakau Sulsel cenderung menanam tembakau untuk kebutuhan sendiri. Ia menyebut, hanya sedikit dari hasil produksi yang dilepas ke pasar maupun pabrik untuk diolah sebelum diekspor.

"Kita berharap produksi bisa terus digenjot agar bisa memenuhi kebutuhan nasional dan bisa diekspor. Saat ini kita juga masih menerima impor tembakau. Tapi angkanya juga tidak cukup besar," ungkap Budidoyo.

Meski begitu, ia mengaku optimistis produksi kakao bisa terus menggeliat seiring peralihan gaya hidup masyarakat. Menurut Budidoyo, saat ini masyarakat bahkan semakin menggemari rokok kretek dengan tembakau yang dilinting sendiri. Hal itu terlihat di beberapa daerah. Jawa Barat dan Yogyakarta misalnya.

"Artinya semakin tingginya kebutuhan akan tembakau, motivasi petani bisa terpacu dengan permintaan pasar yang ramai," tuturnya. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper