Bisnis.com, MANADO— Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta cadangan beras nasional disalurkan kepada warga yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Rusli telah mengeluarkan surat antisipasi dampak rawan pangan kepada para bupati dan wali kota di Provinsi Gorontalo. Gubernur memerintahkan untuk penyaluran cadangan beras nasional (CBN) kepada daerah yang terdampak.
Langkah itu menyusul musim kemarau dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan kekeringan. Kondisi tersebut berimbas kepada petani dan nelayan di sejumlah wilayah Provinsi Gorontalo.
Dampak dari bencana itu dirasakan oleh petani. Pasalnya, kekeringan membuat petani mengalami gagal tanam dan gagal panen.
Selain itu, kekeringan juga berimbas kepada nelayan yang berada di daerah pesisir pantai. Para nelayan tidak bisa melaut karena ombak tinggi yang terus terjadi.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Gorontalo Sutrisno menjelaskan bahwa CBN merupakan beras yang dikelola oleh Perum Bulog. Pasokan itu disiapkan untuk mengantisipasi bencana alam di daerah.
Adapun, kuota CBN di setiap kabupaten atau kota masing-masing 100 ton.
“Apabila cadangan itu masih dirasa kurang, maka bupati atau wali kota bisa mengajukan ke provinsi yang memiliki cadangan beras 200 ton. Kami akan distribusi sesuai kebutuhan tiap daerah,” jelasnya dalam siaran pers yang dikutip, Rabu (11/9/2019).
Sutrisno mengungkapkan hingga saat ini sudah ada dua daerah yang menetapkan status bencana alam kekeringan yakni Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Oleh karena itu, sedang disalurkan 100 ton cadangan beras untuk Kabupaten Gorontalo dan 8 ton untuk Kabupaten Bone Bolango.
Koordinasi juga terus dilakukan antara badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), Dinas Soal, dan Dinas Pangan Provinsi Gorontalo dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota terkait penyaluran cadangan beras. Dengan demikian, diharapkan akses pangan warga terdampak kekeringan dan warga kurang mampu dapat terbantu.