Bisnis.com, MANADO – Memasuki semester I/2019 PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo atau Bank Sulutgo menyiapkan sejumlah rencana terkait diversifikasi produk kredit dan pendanaan.
Direktur Utama Bank Sulutgo Jeffry Dendeng mengatakan bahwa perseroan telah menyiapkan diversifikasi produk kredit produktif. Hal itu sudah termasuk juga penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tinggal menunggu persetujuan Pemerintah.
Perseroan mengajukan kuota penyaluran KUR sebesar Rp20 miliar pada tahun ini. Jumlah itu tidak terlalu besar sebab ini merupakan kali pertama Bank Sulutgo kembali menyalurkan kredit dengan bunga bersubsidi itu.
Bank Sulutgo juga akan menyalurkan kredit komersial kepada usaha kecil dan menengah, di sektor unggulan daerah seperti pertanian, pariwisata, dan perikanan. Perseroan juga mulai menyasar kredit kepada pemerintah daerah sektor konstruksi.
Adapun, dari sisi kredit konsumtif Bank Sulutgo juga mulai menyasar nasabah dari kalangan swasta. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dominasi kredit kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbasis payroll yang menjadi andalan selama ini.
“Kredit kepada PNS memang tidak bisa kami lepas, pasti ada. Satu-satunya jalan untuk mengurangi ketergantungan itu kami cari kredit diluar daripada kredit PNS, terutama kredit komersial, kredit produktif,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/7/2019).
Baca Juga
Selain itu, untuk mendorong dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro, perseroan tengah menggodok beberapa produk layanan digital baru. Di antaranya, kartu debit, uang elektronik, dan layanan perbankan mobile atau berbasis aplikasi.
Kartu debit dan uang elektronik saat ini sudah bisa digunakan oleh nasabah setelah Bank Indonesia memberikan izin. Namun, aplikasi layanan Bank Sulutgo saat ini masih diujicoba secara terbatas dalam lingkup internal.
“Saat ini untuk kartu debit kami sedang roadshow ke cabang-cabang untuk mengajak nasabah menukar kartu ATM-nya ke GPN supaya bisa digunakan untuk transaksi di EDC. Tapi untuk launching-nya baru nanti 26 Juli,” jelasnya.
Dia mengharapkan, langkah ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap dana-dana pemerintah daerah. Saat ini dana pemerintah daerah mencapai 30 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK). Dia mengharapkan komposisinya bisa diturunkan ke kisaran 20 persen.
Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi beban biaya dana perseroan. Perang bunga yang terjadi sejak tahun lalu membuat dana deposito tumbuh tinggi. Pertumbuhan itu berdampak terhadap penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
“NIM, jelas pengaruh, jadi sekarang ini makanya kami sedang nego kembali dana-dana itu. Dengan ada relaksasi kemarin terkait suku bunga BI, ya kita akan lakukan negosiasi terkait deposito yang tinggi, kita akan reprofiling kembali,” tuturnya.
Dia menuturkan, NIM perseroan pada akhir semester I/2019 turun ke kisaran 6,75 persen. Adapun pada periode yang sama tahun lalu NIM Bank Sulutgo tercatat sebesar 8,11 persen.