Bisnis.com, MANADO—PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan merelokasi sejumlah mesin Anjungan Tunai Mandoro (ATM) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pelayanan dan efisiensi pada tahun ini.
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Osbalo Saragi Rumahorbo mengatakan bahwa hal itu akan menjadi fokus perseroan pada kuartal II/2019. Selain melakukan relokasi, mesin ATM juga akan ditawarkan kepada bank-bank lain yang belum memiliki fasilitas tersebut.
Selain itu, dia mengatakan bahwa perseroan akan mendistribusikan sekitar 1.200 mesin Cash Recycling Machine (CRM) untuk mengganti mesin ATM. Dia mengatakan, rencana tersebut menghabiskan sekitar Rp800 miliar dari belanja operasional perseroan pada tahun ini.
“Salah satu target kami di kuartal II adalah mengubah ATM yang on side menjadi CRM, kami lakukan secara bertahap untuk 2.300 CRM, mungkin akan menghabiskan sekitar Rp800 miliar dari capex [capital expenditure/belanja modal] tahun ini,” jelasnya di Manado, Kamis (16/5/2019).
Dia mengatakan bahwa peningkatan jumlah CRM itu dilakukan untuk meningkatkan layanan perbankan elektronik. Menurutnya, hal ini dilakukan seiring dengan berkurangnya kegiatan transaksi nasabah yang dilakukan melalui kantor cabang.
“Industri perbankan itu selalu bergeser, dulu ke ATM, lalu ke internet, maka jaringan konvensional suatu saat akan berkurang. Cara bekerja kami juga bergeser, dari back office menjadi clustering, mungkin jaringan kerja yang sudah tidak produktif akan kami ubah dengan clustering,” ujarnya.
Selain itu, perseroan juga akan terus melakukan penetrasi layanan digital dan elektronik melalui penyebaran uang elektronik dan peningkatan jejaring layanan nontunai. Perseroan telah memasang target untuk setiap layanan elektronik yang ada.
“Setiap kami bangun kosnep digital selalu ada targetnya, utnuk agen BRI Link kami target ada 100 transaksi setiap bulan, EDC harus sekitar 187 transaksi perhari, itu yang kami bangun, termasuk jugantuk LinkAja itu juga akan kami dorong terus,” jelasnya.
Dia mengharapkan strategi peningkatan layanan tersebut akan menjadi pendorong pendapatan nonbunga atau fee based income. Menurutnya, di tengah era perebutan likuiditas dan pembengkakan biaya dana saat ini, pendapatan nonbunga menjadi fokus bagi industri perbankan.
“Kami akan tingkatkan kualitas SDM [Sumber Daya Manusia] lewat bisnis perbankan yang lebih luas. Kami harapkan efisiensi akan mendorong lebih banyak transaksi untuk men-generate fee based income,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BRI Manado Agung Sulistijo mengatakan, perseroan masih akan mengkaji lokasi potensial untuk penempatan mesin CRM. Dia mengharapkan, bisa menempatkan kehadiran mesin tersebut dapat mengakomodasi keperluan transaksi nasabah yang terus meningkat.
“Kami masih tentukan dulu titik-titiknya sesuai kebutuhan masyarakat Manado dan sekitarnya, kami ingin menempatkan sebanyak mungkin CRM karena sepertinya kebutuhan CRM di wilayah manado cukup banyak, tapi jumlahnya kami masih kaji lagi,” jelasnya.
Adapun, dia mengatakan saat ini perseroan memiliki sekitar enam mesin CRM yang tersebar di Manado. Di Sarapung dan Kawasan Megamas, terdapat masing-masing dua mesin CRM, dan dua mesin lainnya tersebar di Manado Town Square dan Paal Dua.
Dia mengatakan, meski transaksi nontunai terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, transaksi tunai masih mendominasi kebutuhan nasabah. Agung mengatakan transaksi nontunai mencapai sekitar 60% transaksi nasabah di Manado.