Bisnis.com, MAKASSAR - Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGs) saat ini menjadi fokus perhatian PT Vale Indonesia Tbk. guna mengimplementasikan komitmennya dalam menyelaraskan kegiatan pertambangan dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Sebagai pengelola nikel dengan kapasitas produksi mencapai 5% dari produksi nikeldunia, PT Vale berkomitmen agar tidak mengabaikan sejumlah aspek di wilayah operasionalnya, diantaranya aspek ekonomi, lingkungan hidup maupun sosial.
Menurut Deputy CEO Vale Indonesia Febriany Eddy, konsep pembangunan berkelanjutan sesuai dengan misi PT Vale yakni 'Mengubah sumber daya alam menjadi sumber kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan'.
Merujuk pada data UN Brundtland Comission yang menyebut bahwa pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yanh berprinsip 'memenuhi kebutuhan generasi masa kini, tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka'.
"Itulah yang kami perhitungkan saat ini dan berupaya kami wujudkan dalam berbagai aspek," kata Febriany di Makassar, Rabu (6/2).
Menurutnya, meski perseroan terus berupaya memacu pertumbuhan, namun kehadiran PT Vale juga harus memberi manfaat optimal untuk wilayah sekitarnya. Selain memenuhi kebutuhan nikel, PT Vale juga menunjukkan kontribusinya dalam meningkatkan kesehatan dan kemakmuran lingkungan bagi masyarakat.
Itulah yang dipercaya PT Vale sebagai triple bottom line: people-planet-profit atau mata rantai mustahil diputus. Di mana jika diimplementasikan ke perusahaan, sebagai organisasi perusahaan tersebut bertanggungjawab atas lingkungan sosial dan ekonomi.
Karenany, lanjut Febriany reproduksi nikel tidak akan berjalan maksimal jika fungsi hutan, air, dan udara bersih terganggu. Termasuk jika roda perekonomian tidak berjalan dan program kesehatan juga pendidikan tidak berkembang.
"Di sinilah kami berinvestasi dengan mengembangkan SDGs. Berinvestasi pada keberlanjutan bukanlah sebuah nilai tambah, melainkan sebuah keharusan," ungkap Febriany.
Adapun bentuk investasi berkelanjutan PT Vale yang dilakukan yakni dengan menyuplai tanaman bagi kegiatan rehabilitasi lahan pasca tambang. Pusat pengelolaan nikel yang terintegrasi di Sorowako, Luwu Timur ini membangun kebun bibit atau nursery.
Tercatat, setiap tahunnya kebun bibit tersebut mampu memproduksi 700 ribu bibit pohon. Rehabilitasi dilakukan mulai dari penutupan tambang, penimbunan lahan pasca tambang, pelapisan tanah pucuk, pengendalian erosi, hingga perawatan dan pemeliharaan tanaman.
Selain itu, PT Vale juga berinvestasi pada pengolahan air tambang. Febriany mengatakan, dalam hal ini pihaknya bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan penelitian dan pemantauan.
"Berdasarkan data BPPT, PT Vale menjadi perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi ini dengan sangat efisien dan efektif dalam
pengolahan effluent," jelas Febriany.
Terdapat dua tipe teknologiinovatif yang diterapkan PT Vale untuk membersihkan air tambang. Kedua tipe tersebut adalah tipe teknologi Cr6+ treatment dan Lamela gravity settler. Kedua tipe ini diklaim mampu menjaga kualitas air utamanya di Danau Matano, bahkan setelah 50 tahun aktivitas tambang di kawasan itu.
Sementara itu, CEO Corporate Social Responsibility (CSR) Indonesia Jalal menyatakan, PT Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang mampu mengelola aspek ekonomi, sosial, dan lingkungannya dengan baik.
PT Vale dengan standar perusahaan internasionalnya, mampu menunjukkan keseriusan dalam mengelola ketiga aspek tersebut. Hal itu kata Jalal bisa dibuktikan secara kasat dengan adanya penghargaan yang diraih terkait tata kelola, dan berbagai aspek lainnya.
"Termasuk dari sisi sustainability report atau laporan keberalanjutan PT Vale itu bisa dilihat isinya seperti apa," kata Jalal.
Ia juga menyebut, keberhasilan sebuah perusahaan tambang dalam mengembangkan pembangunan berkelanjutan juga bisa dilihat melalui akses. Misalnya saja, melihat dengan mata kepala sendiri apa yang dilakukan perusahaan tersebut.
Jalal sendiri mengaku telah melakukan pemantauan di wilayah operasionalnya. PT Vale kata Jalal terbukti banyak melakukan hal positif yang berdampak pada masyarakat sekitar. PT Vale mampu menunjukkan tanggung jawab sosialnya dengan berprinsip pada akuntabilitas, transparansi, perilaku etis, dan penghormatan pada stakeholder terkait.
"Jadi, perusahaan yang menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan bisa melalukan pemetaan dampak (positif dan negatif) pembangunan dalam sektor pertambangan secara komprehensif," terang Jalal.