Bisnis.com, MAKASSAR - Kendati menyambut baik pergelaran Makassar Great Sale (MGS) 2018, kalangan pelaku industri perhotelan berharap agar acuan dalam penetapan periode penyelenggaraan dilandasi oleh kondisi industri yang diukur dari tren pergerakan wisatawan.
Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga menjelaskan, pergelaran MGS yang berdurasi sebulan penuh diakui mampu menjadi stimulus dalam menggairahkan angka kunjungan wisatawan, namun momentum penyelenggaraan relatif bersinggungan dengan kondisi industri.
"Secara umum, MGS ini menjadi langkah awal untuk kegiatan lebih besar, tetapi sebaiknya mesti ada pemilihan momentum yang tepat agar teman-teman [stakeholder industri pariwisata] bisa dengan sukarela berpartisipasi memberikan tawaran discount yang lebih spektakuler," tuturnya, Senin (5/11/2018) petang.
Adapun pergelaran MGS 2018 secara efektif telah dimulai per 5 November dan dijadwalkan berakhir pada 5 Desember 2018 mendatang, yang mana diikuti oleh pelaku industri pariwisata di Makassar yang mencakup perhotelan, pusat perbelanjaan, kuliner serta sektor penunjang pariwisata lainnya.
Menurut Anggiat, pergelaran MGS yang dilakukan pada November hingga awal Desember tersebut praktis membuat stakholder relatif tidak maksimal dalam memberikan tawaran diskon lantaran bukan dalam periode low season.
"Karena sesungguhnya jika mengacu pada momentum yang tepat, MGS itu baiknya diselenggarakan saat awal tahun, Januari hingga Maret yang pastinya masuk dalam periode low occupancy," papar dia.
Baca Juga
Jika hal tersebut menjadi perhatian otoritas terkait sebagai penyelenggara maupun inisiator MGS, Anggiat optimistis seluruh hotel, mall serta pelaku industri pariwisata lainnya bisa lebih maksimal dan spektakuler memberikan tawaran potongan harga bagi wisatawan.
"Namun tentu kita juga maklum, karena MGS dilakukan di Novomber ini menjadi bagian dalam memperingati hari jadi Kota Makassar," katanya.
Sekedar diketahui, MGS merupakan event yang diprakarsai oleh Badan Promosi Pariwisata Makassar (BP2M) dengan dukungan Pemkot Makassar serta pelibatan seluruh unsur pelaku industri yang memiliki keterkaitan dengan sektor pariwisata.