Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPID Sulut Waspadai Inflasi Jelang Natal

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara mewaspadai risiko adanya penaikan inflasi jelang momentum perayaan Natal dan Tahun baru. Kendati, peningkatan tersebut diperkirakan masih dalam batas target inflasi pada tahun ini.
Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara MHA Ridhwan memberikan penjelasan mengenai hasil rapat koordinasi tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulawesi Utara pada Senin (15/10/2018) di Manado. (BISNIS/Regino Jansen).
Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara MHA Ridhwan memberikan penjelasan mengenai hasil rapat koordinasi tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulawesi Utara pada Senin (15/10/2018) di Manado. (BISNIS/Regino Jansen).

Bisnis.com, MANADO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara mewaspadai risiko adanya penaikan inflasi jelang momentum perayaan Natal dan Tahun baru. Kendati, peningkatan tersebut diperkirakan masih dalam batas target inflasi pada tahun ini.

Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara MHA Ridhwan mengungkapkan pada tahun ini pihaknya menargetkan inflasi di Provinsi Sulawesi Utara berada di level 3,5% plus minus 1%.

Data aktual per September, lanjutnya, sudah 1,45% sehingga masih jauh dalam batas target inflasi tersebut. Hanya saja, dia mengungkapkan dalam rentang Oktober hingga Desember ada potensi adanya penaikan inflasi.

“Oktober hingga Desember, biasanya akan naik lagi, tapi hasil assessment, masih dalam batas target tersebut. Karena biasanya, November khususnya, itu inflasi meningkat dibanding sebelumnya,” ujarnya usai rapat koordinasi TPID Sulawesi Utara di Manado, Senin (15/10/2018).

Ridhwan menambahkan sumber-sumber inflasi di Sulawesi Utara memang masih berasal dari kelompok pangan khususnya bawang, rica (cabai), tomat. Selain itu, kelompok tariff angkutan dan transportasi juga turut memberikan andil. “Kalau November hingga Desember, itu kan natal dan tahun baru, kelompok sandang itu juga mengalami peningkatan, kebutuhan untuk perayaan,” katanya.

FORUM KHUSUS

Dia mengungkapkan salah poin dalam TPID yang diselenggarakan pada Senin (15/10/2018), adalah akan adanya pertemuan TPID khusus dengan mengundang pihak lain yang terkait transportasi baik udara, darat maupun laut. “Tapi nanti, waktunya sedang diatur”.

Jadi ini salah satu poin yang akan dibahas khusus terkait pengangkutan itu tadi. Kami belum bisa memberikan respon lebih lanjut. Nanti akan ada pertemuan khusus, bagaimana menghadapi natal dan tahun baru.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu PT Pertamina (Persero) telah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak nonsubsidi. Kendati demikian, Ridhwan enggan berkomentar banyak apakah penyesuaian harga tersebut akan menjadi salah satu faktor pendorong penaikan inflasi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Kami belum bisa memberikan respons lebih lanjut. Ini [transportasi] akan menjadi salah satu poin yang dibahas khusus terkait pengangkutan itu tadi. Nanti akan ada pertemuan khusus, bagaimana menghadapi natal dan tahun baru,” katanya.

Adapun, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,79% pada September 2018, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 131,16 pada Agustus 2018 menjadi 130,12 pada September 2018.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono menjelaskan, deflasi Sulut pada September lebih tinggi dari deflasi nasional sebesar 0,18% pada September.

Adapun, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi Kota Manado adalah tomat sayur sebesar 0,58%, diikuti oleh angkutan udara sebesar 0,15%, cabai rawit 0,08%, bawang merah 0,03%, cabai merah 0,03%, emas perhiasan 0,02%, daging ayam ras 0,007%, pisang 0,005%, telur ayam ras 0,004%, dan bawang putih 0,004%.

“Untuk IHK kelompok transportasi mengalami deflasi 0,94% dari Agustus. Nampaknya harga tiket angkutan udara sudah mulai menurun, dari tiga bulan kemarin harga tiket mengalami kenaikan,” ujarnya, Senin (01/10/2018).

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil inflasi adalah tindarung sebesar 0,02%, daun bawang 0,016%, kangkung 0,012%, sawi hijau 0,009%, seng 0,009%, jeruk nipis/limau sebesar 0,008%, daging babi 0,008%, buncis 0,005%, lemon 0,005% dan mujair 0,005%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper