Bisnis.com, MAKASSAR - Langkah efisiensi operasional yang dilakukan Semen Tonasa diklaim menjadi aspek penggerak pertumbuhan kinerja perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini.
Direktur Utama Semen Tonasa Subhan mengatakan strategi tersebut membuat kinerja penjualan perseroan tetap berada pada tren positif di tengah semakin ketatnya pasar semen nasional terkhusus di wilayah timur.
"Strategi efisiensi operasi yang terus kami lakukan menjadi penggerak utama kinerja positif sejauh ini. Tentu kami berharap momentun pertumbuhan ini tetap terjaga bahkan lebih ditingkatkan hingga akhir 2018 nanti," katanya kepada Bisnis, Minggu (16/9/2018).
Dia menjelaskan, laju pertumbuhan penjualan yang dicatatkan perseroan sejauh ini bergerak sekitar 3% secara tahunan mengikuti konsumsi semen yang juga bergerak dinamis.
Menurutnya, kinerja tersebut masih berpeluang mengalami peningkatan sejalan dengan permintaan semen di wilayah timur yang berpotensi bergerak cukup besar di kuartal IV/2018.
Pertumbuhan permintaan semen diperkirakan bersumber dari realisasi proyek infrastruktur di wilayah timur yang menjadi pasar utama dari Semen Tonasa. Selain itu, segmen ritel diestimasikan pula memberikan kontribusi terhadap struktur realisasi penjualan perseroan hingga akhir tahun ini.
Mengacu pada kondisi demikian, produsen semen yang terafiliasi dengan Semen Indonesia Group itu optimistis mampu menorehkan kinerja penjualan positif pada 2018 atau bertumbuh dari realisasi tahun lalu.
Selain berorientasi pada pasar domestik terutama wilayah timur Indonesia, perseroan juga relatif agresif melakukan penetrasi pasar ekspor dengan menyasar sejumlah negara di Regional Asean, Asia hingga Australia.
Dari sisi produksi, Semen Tonasa memiliki empat unit pabrik aktif menggunakan proses kering yakni Tonasa II dan Tonasa III dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton.
Kemudian, pabrik Tonasa IV berkapasitas 2,3 juta ton serta Tonasa V yang memiliki kapasitas terpasang mencapai 2,5 juta ton.
Sekadar informasi, produsen semen terbesar di wilayah timur tersebut memiliki basis produksi di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, yang mana berjarak sekitar 60 kilo meter dari Kota Makassar.