Bisnis.com, MAKASSAR - Apindo Sulawesi Selatan menilai pengembangan infrastruktur masih menjadi komponen strategis yang belum terakselerasi agresif menjadi penahan daya saing dunia usaha di daerah tersebut.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel La Tunreng mengatakan pengembangan infrastruktur yang direalisasikan beberapa tahun terakhir relatif belum menyentuh secara signifikan penunjang kegiatan usaha, bisnis investasi.
"Secara nasional, peringkat daya saing usaha Sulsel berada pada urutan 11 dari 33 provinsi di 2017. Banyak faktor yang membuat peringkat Sulsel ini bahkan tidak masuk 10 bsar, salah satunya dan utama itu infrastruktur," katanya, Minggu (9/9/2018).
Dia menjelaskan, peringkat daya saing usaha Sulsel yang merupakan hasil riset dan survei Lee Kuan Yew School of Public Policy itu diharapkan sudah bisa membaik pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, menilik beberapa proyek infrasstruktur yang mulai terealisasi sepanjang 2018 ini.
Adapun peringkat Sulsel pada tahun lalu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang senantiasa berada pada 10 besar dari seluruh provinsi di Tanah Air.
Menurut La Tunreng, peringkat daya saing sendiri memberikan efek positif terhadap perkembangan duni usaha karena bisa menjadi salah satu pertimbangan investor menjajaki Sulsel sehingga lebih menggairahkan dunia usaha lokal.
Kemudian untuk lebih mendukung kapasitas daya saing pengusaha di Sulsel, asosiasi juga menggandeng Asia Competitives Instute (ACI) Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura.
Langkah tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi secara rill dunia usaha di Sulsel melalui survei yang bakal dilakukan ACI terhadap pengusaha di daerah ini.
"Penelitian ACI Singapura ini merupakan kerja sama dengan Apindo Sulsel. Penelitian ini diharapkan memberikan keuntungan positif, terutama dalam membandingkan daya saing Sulsel dengan provinsi lain," jelas La Tunreng.
Asisten Peneliti ACI Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura Nursyahida Ahmad mengatakan hasil survei 2018 akan dibuat dalam bentuk buku dan akan diterbitkan akhir tahun ini.
"Buku itu nantinya diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang ada di Sulsel untuk memahami mana yang menjadi kekuatan dan mana yang harus dibenahi, untuk pemerintah pusat sebagai gambaran perkembangan daerah-daerah di Indonesia, mana yang membutuhkan bantuan untuk bisa lebih maju, dan untuk investor harapkan dapat memahami potensi di masing-masing daerah," terangnya.
"Intinya kita ingin pelajari kondisi daya saing 33 provinsi di Indonesia. Setiap provinsi kita adakan survei dan sharing hasil pemenelitian dengan Apindo, pemprov, dan kementerian terkait. Adapun keunggulan Sulsel ada pada perencanaan pemerintahan dan kelembagaan, termasuk juga kondisi usaha yang dinamis. Kedepannya Sulsel lebih meningkatkan potensinya sebagai simpul Kawasan Timur Indonesia (KTI) khususnya dan Indonesia pada umumnya," tambah Nursyahida.