Bisnis.com, GORONTALO – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta agar kehadiran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo juga turut bisa mengatasi persoalan kemiskinan yang dinilainya terlalu tinggi.
Dalam sambutan peresmian kantor baru Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo, Perry menyampaikan lima poin pokok yang diharapkan bisa mengatasi persoalan-persoalan di Gorontalo dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia meminta agar Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo (BI Gorontalo) untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut pada Kuartal I/2018 sudah cukup baik dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,19%.
Percapaian tersebut, lanjutnya, lebih tinggi dari pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,6%. Pertumbuhan ekonomi Gorontalo, masih didominasi dari sector pertanian.
Oleh karena itu, dia menilai pertumbuhan ekonomi di Gorontalo yang cukup tinggi tersebut tidak hanya mampu menciptakan lapangan kerja tetapi juga mampu mengatasi kemiskinan.
“Saya prihatin, kemiskinan masyarakat sini terlalu tinggi. Oleh karena itu perlu melakukan usaha secara bersama,” ujarnya di Gorontalo, Jumat (27/7/2018).
Baca Juga
Selain itu, Perry juga berpesan agar BI Gorontalo juga mampu mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Menurutnya, salah satu yang potensial adalah sector pariwisata.
Pasalnya, dia menilai kondisi alam dan pantainya sangat indah. Apalagi terdapat wisata mengenai hiu paus. Sementara, jarak Gorontalo dengan China, Hongkong, Korea Selatan dan Jepang cukup dekat sehingga cukup baik untuk mendorong kedatangan turis mancanegara.
“Tentu saja perlu dilihat apakah airport sudah siap dan objek wisata apakah sudah siap. Saya minta pak Ricky untuk membantu pemda mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Tak hanya menyoroti hal tersebut, Perry juga mengingatkan agar BI Gorontalo juga terus mengendalikan harga-harga agar bisa terjangkau oleh masyarakat. Menurutnya, pengendalian harga dan pengendalian inflasi adalah syarat mutlak bagi kesejahteraan masyarakat.
Dia mengungkapkan inflasi Gorontalo pada Juni 2018 sebesar 1,9% secara tahunan (year-on-year/y-o-y), atau jauh lebih rendah ketimbang inflasi nasional yang berada di level 3,1% pada Juni 2018.
Menurutnya, terkendalinya inflasi Gorontalo merupakan bukti nyata bagaimana Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Saya tahu, pengendalian inflasi disini tidak mudah karena kebiasaan berkonsumsi bawang, rica (cabai) dan tomat. Selain juga ikan yang menjadi sumber-sumber inflasi,” katanya.
Dia berharap agar kerja sama melalui TPID tersebut terus dilakukan karena Presiden Joko Widodo dalam rapat koordinasi TPID juga telah berpesan untuk terus mengendalikan inflasi.
Oleh karena itu, dia mengajak untuk bersama-sama menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi untuk mengendalikan inflasi. Bahkan, Perry menyarankan agar dibentuknya klaster pangan untuk produk barito tersebut sehingga bisa mengendalikan inflasi di daerah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengharapkan kehadiran kantor baru BI Gorontalo bisa menunjang perekonomian daerah, mengendalikakn inflasi dan memperindah Kota Gorontalo.
Dia berharap agar Bank Indonesia dapat menjadi mitra penting dalam hal informasi dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menurutnya, dengan kehadiran Bank Indonesia di Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo semakin percaya diri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Idris juga berharap dengan adanya kantor baru tersebut maka akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan investasi di Gorontalo. Pasalnya, lanjutnya, sekitar 60% perekonomian Gorontalo saat ini masih mengandalkan dari pemerintah.
“Harapannya bisa menarik investor. Kami harap ke depan dapat menarik investasi dan menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.