Bisnis.com, MAKASSAR -- Bank Sulselbar menambah skema penyaluran kredit untuk segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menggandeng perusahaan teknlogi finansial (financial technology/fintech) agar dapat menjangkau lebih banyak calon debitur yang belum bankable.
Direktur Utama Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat mengatakan penambahan skema penyaluran itu sudah memasuki tahapan penyiapan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) serta perekrutan jaringan agen yang bakal ditempatkan pada wilayah operasional perseroan.
Adapun fintech yang menjadi mitra perseroan adalah GandengTangan. Fintech ini juga memiliki fokus untuk mendorong pengembangan UMKM di Tanah Air dengan menggunakan konsep crowlending dalam penyaluran pembiayaan.
"Secara efektif, skema baru ini mulai dijalankan pada kuartal IV/2018. Sekarang GandengTangan masih menyiapkan segala infrastruktur serta jaringan agen. Fokusnya untuk segmen produktif, terutama pelaku usaha mikro," paparnya kepada Bisnis, Selasa (24/7/2018).
Jalinan kerja sama tersebut diharapkan mampu menjangkau lebih banyak UMKM di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar), terutama di daerah yang selama ini belum tersentuh akses pembiayaan dari perbankan.
Selain itu, lanjut Rahmat, efesiensi dan efektivitas dalam proses bisnis lebih maksimal karena perseroan tidak perlu membuka jaringan kantor konvensional untuk memperluas jangkauan pembiayaan ke debitur potensial segmen UMKM.
Perluasan skema kredit untuk UMKM ini menjadi salah satu bentuk inovasi Bank Sulselbar dalam kerangka transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) serta peran aktif dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan membuka membuka akses keuangan untuk UMKM yang belum bankable.
Menurut dia, model anyar yang dikembangkan perseroan bersama dengan GandengTangan itu menyerupai Laku Pandai, hanya saja orientasinya berbeda yakni fokus untuk penyaluran pembiayaaan produktif.
"Model Laku Pandai sebenarnya, cuma yang kami akan jalankan ini untuk kredit sedangkan Laku Pandai untuk penghimpunan dana," papar Rahmat.
Laku Pandai adalah program yang diusung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan akses perbankan dan inklusi keuangan di masyarakat, terutama di daerah terpencil dan perdesaan.
Di sisi lain, Bank Sulselbar mengakui skema pembiayaan yang segera dijalankan bakal bersinggungan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki tingkat bunga 7% dan juga menyasar pelaku UMKM sebagai debitur.
"Namun, inovasi seperti ini perlu kami lakukan untuk menjaga konsistensi sebagai BPD. Memang akan bertabrakan dengan KUR yang juga disalurkan oleh bank-bank negara," urainya.
Untuk skala yang lebih luas, Bank Sulselbar menargetkan komposisi kredit produktif sudah bisa berada pada level 25% terhadap total penyaluran kredit perseroan pada tahun ini.
Tahun ini, Bank Sulselbar mendapatkan jatah alokasi KUR sebesar Rp83 miliar.