Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gini Ratio Sulut Tertinggi ke-7 secara Nasional

Kendati dianggap berhasil dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara menjadi terendah se-Sulawesi pada Maret 2018, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengurangi tingkat ketimpangan Sulut yang berada di peringkat ke-7 secara nasional.
Tampak depan Kantor Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara /Bisnis-Kurniawan A. Wicaksono
Tampak depan Kantor Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara /Bisnis-Kurniawan A. Wicaksono

Bisnis.com, MANADO—Kendati dianggap berhasil dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara menjadi terendah se-Sulawesi pada Maret 2018, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengurangi tingkat ketimpangan Sulut yang berada di peringkat ke-7 secara nasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut menyebut, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk atau gini ratio tertinggi tercatat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,441, sedangkan  gini ratio terendah tercatat di Provinsi  Bangka Belitung sebesar 0,281.

Kepala BPS Sulut Ateng Hartono menjelaskan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk atau gini ratio Sulut pada Maret 2018 tidak mengalami perubahan sejak periode September 2017, yaitu sebesar 0,394.

Kondisi ini masih dikategorikan ke dalam kelompok ketimpangan sedang. Untuk diketahui, suatu wilayah dikatakan mempunyai ketimpangan yang tinggi jika gini ratio melebihi 0,5.

“Artinya, gap pengeluaran antara orang miskin dan kaya semakin timpang,” ujarnya, Selasa (17/7).

Namun, gini ratio di daerah perkotaan maupun pedesaan mulai menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Artinya, ketimpangan pengeluaran antara si kaya dan si miskin baik di perkotaan maupun pedesaan mulai melebar.

Dia menyatakan, sejumlah faktor yang mempengaruhi ketimpangan pengeluaran penduduk di Sulut selama periode September 2017-Maret 2018 antara lain pengeluaran per kapita kelompok bawah dan menengah lebih cepat dibandingkan kelompok atas.

Di daerah perkotaan, pengeluaran per kapita kelompok bawah dan menengah menurun, sedangkan kelompok atas mengalami kenaikan.

Sementara di daerah pedesaan, kenaikan pengeluaran per kapita kelompok atas lebih cepat dibandingkan kelompok bawah dan menengah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler