Bisnis.com, MANADO — PT Angkasa Pura I (Persero) akan melakukan perluasan terminal Bandara Udara Sam Ratulangi pada tahun ini guna mendukung industri pariwisata yang menjadi salah satu motor penggerak perekonomian di Sulawesi Utara.
General Manager Angkasa Pura (AP) I Minggus Gandeguai menyatakan saat ini kapasitas terminal Bandara Sam Ratulangi mencapai 2,5 juta penumpang per tahun, sedangkan jumlah penumpang mencapai 2,7 juta orang per tahun.
Perluasan terminal, yang ditargetkan rampung pada Desember 2019, diharapkan kapasitas tampung dapat bertambah menjadi 6 juta orang per tahun.
“Dalam waktu dekat, kami akan membangun terminal internasional yang khusus melayani penumpang internasional. Kami akan perluas dari 25.969 meter persegi menjadi 56.000 meter persegi untuk 6 juta penumpang per tahun,” ujarnya, Rabu (11/7/2018).
Minggus menerangkan program perluasan terminal dan perpanjangan runway Bandara Sam Ratulangi telah menjadi salah satu program prioritas perseroan.
Saat ini, pihaknya masih menunggu proses lelang kontraktor yang tengah diadakan oleh AP pusat. Namun, dia memastikan program perluasan terminal dapat berjalan mulai tahun ini.
Selain perluasan, runway juga akan diperpanjang dari 2.650 meter menjadi 2.800 meter. Minggus mengaku kondisi geografis di kawasan Manado yang berbukit-bukit membuat perpanjangan landas pacu hanya bisa dilakukan maksimal hingga 2.800 meter.
Namun, belum dapat dipastikan kapan perpanjangan runway dapat dilakukan. Pasalnya, AP I masih menunggu masterplan dan hasil kajian navigasi serta persetujuan dari DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terkait pembebasan lahan.
Dia juga belum bisa membeberkan besaran belanja modal yang dikeluarkan untuk kedua proyek tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan ke Sulut melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi mencapai 9.405 orang pada Mei 2018. Jumlah ini menurun 7,79% dibandingkan April 2018 yang mencapai 10.200 orang.
Namun, bila dibandingkan dengan periode Mei 2017, angka tersebut melonjak hingga 68,28% dari posisi sebelumnya yang sebesar 5.589 orang.
Adapun wisatawan mancanegara (wisman) yang datang masih didominasi oleh China sebesar 88,51% atau 8.324 orang, diikuti oleh AS dengan 1,83% atau 172 orang, Jerman 160 orang atau 1,7%, Singapura 104 orang atau 1,11%. Sementara itu, sisanya berasal dari Australia, Hong Kong , Inggris, Prancis, Belanda, dan Malaysia.
Kunjungan wisman ke Sulut selama dua tahun terakhir mencapai hampir 300.000 orang, di mana 70% di antaranya didominasi oleh wisatawan asal Negeri Panda.
Berkembangnya sektor pariwisata turut berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Bumi Nyiur Melambai. Terbukti, perekonomian Sulut tumbuh 6,32% pada 2017 atau lebih besar dari capaian 2016 yang sebesar 6,17%.