Bisnis.com, MANADO – Pemanfaatan fasilitas acuan kepemilikan sekuritas atau Akses oleh investor di Sulawesi Utara masih rendah.
Kepala Unit Pengelolaan Efek PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Fitriyah mengungkapkan data per 30 April 2018 menunjukkan hanya ada 1.040 login. Jumlah itu hanya mencapai 14% dari total 7.380 SID di Sulawesi Utara (Sulut).
“Dari data ini bisa dilihat bahwa awareness investor masih kurang,” katanya, Selasa (8/5/2018).
Walaupun secara nasional, tingkat pemanfaatan fasilitas Akses ini juga masih minim. Dari total 674.397 SID yang ada, hanya sekitar 12% atau sekitar 80.860 investor yang telah memanfaatkan fasilitas pemantauan langsung portofolio investasinya.
Dengan Akses, pemantauan langsung pada KSEI, lembaga yang diberikan mandate untuk menyimpan dana portofolio investor sesuai Undang-Undang (UU) Pasar Modal. Dengan demikian, investor bisa memiliki akses langsung, bukan melalui broker.
Rendahnya pemanfaatan fasilitas Akses ini, sambungnya, akan direspons dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi.
Baca Juga
Dengan demikian, peningkatan investor juga diikuti dengan risiko penyalahgunaan wewenang dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
Sumber: KSEI, 2018
Saat ditanya terkait target pemanfaatan fasilitas Akses ini, Fitriyah tidak bisa memastikan karena semuanya tergantung dari masing-masing investor. Sosialisasi yang dilakukan hingga ke daerah-daerah, diharapkan semakin meningkatkan kesadaran investor.
Dia memaparkan saat ini, Sulawesi Utara menempati posisi ke-15 daerah dengan investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia. Hingga April 2018, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 1,25 juta yang mencakup pemilik efek, reksa dana, dan surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia.
Fitriyah pun memaparkan saat ini KSEI juga tengah mengembangkan fasilitas Akses menjadi Akses Next Generation (Akses Next-G). Nantinya fasilitas ini tidak hanya bisa dimanfaatkan bagi investor, tetapi juga perusahaan efek, bank custodian, dan masyarakat umum.
Hal ini, sambungnya, sangat dimungkinkan karena KSEI sudah bekerja sama dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri terkat pemanfaatan data kependudukan untuk layanan di pasar modal.
“Sehingga, nantinya investor maupun masyarakat yang akan menggunakan fasilitas Akses Next-G dapat login menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) saja,” imbuhnya.
Sumber: KSEI, 2018
Dalam kesempatan itu, Fitriyah juga mengungkapkan pada 2018, KSEI merencanakan penerapan electronic voting (e-voting) untuk penggunaan hak suara investor dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tanpa kehadiran investor secara fisik.
Selain itu, ada proyek strategis terkait pengembangan sistem utama KSEI, yakni C-BEST Next Generation (C-BEST Next-G) untuk meningkatkan kecepatan dan kapasitas sistem hingga 10 kali lipat sebagai antisipasi peningkatan jumlah investor.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sulawesi Utara Fonny The. - bisnis/Kurniawan A. Wicaksono
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sulawesi Utara Fonny The mengatakan sebagai bagian dari Self-Regulatory Organization (SRO), pihaknya juga terus mendukung pemanfaatan fasilitas Akses.
“Karena ini bagian dari faktor keamanan. Bicara investasi, orang itu harus aman dan nyaman,” katanya.
Akses, sambung dia, menjadi bukti bahwa investasi di pasar modal tidak bodong. Selain itu, semua transaksi bisa dilihat secara transparan. Pihaknya berharap dengan fakta transparansi dan keamanan ini, akan berkorelasi positif pada peningkatan jumlah investor.