Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Kredit Macet di Sulsel Dekati Ambang Batas 5%

Rasio kredit bermasalah perbankan di Sulawesi Selatan per Februari 2018 mencapai level 4,44% meski penyaluran pinjaman tumbuh melambat pada periode tersebut.

Bisnis.com, MAKASSAR - Rasio kredit bermasalah perbankan di Sulawesi Selatan per Februari 2018 mencapai level 4,44% meski penyaluran pinjaman tumbuh melambat pada periode tersebut.

Indikator kualitas kredit tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi Desember 2017 yang berada pada rasio 3,43%.

Kepala otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua, Zulmi mengemukakan peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) itu dioengaruhi oleh kinerja sektor konstruksi dan perdagangan yang terkoreksi pada periode 2 bulan tahun ini.

"Dua sektor ini bakal jad perhatian, tetapi bukan berarti kucuran kredit untuk konstruksi dan perdagangan disetop untuk menghindari NPL lebih tinggi lagi, cuma perbankan kami imbau agar lebih selektif," ujarnya, Rabu (4/4/2018).

Adapun per Februari 2018, penyaluran pinjaman oleh perbankan di Sulsel sebesar Rp114,25 triliun atau tumbuh 8,69% secara tahunan.

Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kinerja penyaluran pinjaman yang disalurkan perbankan di Sulsel per Desember 2017 lalu yang mencapai 9,03% secara tahunan dengan nominal Rp115,27 triliun.

Kendati demikian, papar Zulmi, laju NPL itu diklaim dalam level yang terkendali karena masih berada di bawah ambang batas 5%.

Kemudian dari sisi komposisi, segmen produktif paling tinggi menyerap kredit dari perbankan di Sulsel per Februari 2018 dengan porsi 55,61% sedangkan sisanya ke segmen konsumer.

Secara umum, rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) perbankan di Sulsel per Februari 2018 berada pada level 130,85% lantaran pertumbuhan maupun nominal penghimpunan DPK berada di bawah kinerja penyaluran kredit.

Adapun realisasi penghimpunan DPK pada periode itu sebesar Rp92,2 triliun atau hanya bergerak 4,51% secara tahunan.

Komposisi tabungan terhadap struktur DPK perbankan di Sulsel masih menjadi yang terbesar dengan persentase 51,28%, lalu deposito 33,94% serta giro dengan komposisi 14,78%.

Sementara itu, Transaction and Consumer Head Bank Mandiri Wilayah X Sulawesi dan Maluku Putut Putranto mengakui laju NPL cenderung mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut dia, rasio kredit bermasalah perseroan untuk masih berkisar di atas 5% dan pada tahun ini diharapkan bisa tertekan melalui serangkaian upaya strategis.

"Fokus kami pengendalian NPL, lebih selektif terhadap debitur lalu ada pula restrukturisasi kredit macet hingga penyelesaian melalui skema kuratif," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper