Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Waspadai Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada

Peredaran uang palsu atau upal menjelang perhelatan pemilihan kepada daerah secara serentak di Sulawesi Selatan menjadi titik perhatian Bank Sentral bersama dengan kepolisian serta seluruh pihak terkait lainnya.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, MAKASSAR - Peredaran uang palsu atau upal menjelang perhelatan pemilihan kepada daerah secara serentak di Sulawesi Selatan menjadi titik perhatian Bank Sentral bersama dengan kepolisian serta seluruh pihak terkait lainnya.

Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Dwityapoetra S. Besar mengatakan momentum pilkada bisa menjadi titik peningkatan peredaran upal sejalan dengan tren belanja yang bergerak signifikan terkhusus pada segmen yang berkaitan dengan perhelatan politik.

Menurut dia, sejumlah langkah dalam menangkal peredaran upal melalui skema sinergitas dengan kepolisian, perbankan serta partisipasi aktif dari masyarakat juga telah mulai dilakukan dengan pola keberlanjutan.

"Memang fitur keamanan uang semakin meningkat terutama emisi 2016, tetapi langkah antisipasi dan kewaspadaan juga mesti terjaga. Apalagi upal ini selalu saja masih beredar meski dalam volume yang relatif mulai mengecil," katanya kepada Bisnis, Kamis (18/1/2018).

Dwityapoetra mengatakan, belanja politik yang selanjutnya memberikan stimulus pada peredaran uang pada skala ritel menjadi pintu masuk peredaran upal yang mana kerap berbaur dengan uang asli.

Merujuk pada temuan uang palsu yang terhimpun di Bank Indonesia Perwakilan Sulsel yang selanjutnya diserahkan ke Polda Sulsel pada tahun lalu secara kumulatif sebanyak 1.719 lembar.

Secara komposisi, temuan upal itu berasal dari pelaporan maupun setoran dari pihak perbankan yang juga melakukan verifikasi ke bank sentral, serta terdapat pula bentuk partisipasi aktif dari masyarakat umum.

Volume upal yang ditemukan tersebut, papar Dwityapoetra, menjadi acuan agar tingkat kewaspadaan terhadap uang palsu mesti tetap terjaga jelang perhelatan pilkada serentak yang diproyeksikan ikut mengatrol transaksi maupun penggunaan uang kartal di masyarakat.

Adapun kecenderungan upal yang ditemukan Bank Indonesia Perwakilan Sulsel pada tahun lalu memiliki denom tertinggi yakni Rp100.000 sebanyak 903 lembar, lalu Rp50.000 sebanyak 793 lembar sedangkan selebihnya pecahan Rp20.000, Rp10.000 serta Rp5.000.

Di sisi lain, rasio rasio upal terhadap uang kartal uang beredar di Sulsel masih sangat kecil sehingga belum masuk dalam klasifikasi darurat upal meski peredarannya tetap membutuhkan kewaspadaan.

"Sosialisasi dan edukasi kepada khalayak untuk identifikasi keaslian rupiah kami giatkan kedepannya, terlebih ini jelang perhelatan pilkada serentak," kata Dwityapoetra.

Sulsel Waspadai Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper