Bisnis.com, MAKASSAR - Progres pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat atau yang dikenal dengan program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mencapai 95 persen. Diproyeksi, sistem pengelolaan ini telah bisa dioperasikan pada November 2023.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan saat ini pekerjaannya meliputi pembangunan IPAL (waste water treatment plant) dengan teknologi moving bed biofilm reactor (MBBR) dan pemasangan jaringan perpipaan sepanjang 6,8 kilometer (km).
IPAL tersebut dibangun dengan kapasitas 16.000 m3/ hari atau kira-kira dapat melayani sekitar 22.000 sambungan, mulai dari konsumen rumah tangga, rumah sakit, pertokoan dan perkantoran. Saat ini, sebagian IPAL telah beroperasi dengan kapasitas 1.200 m3/hari.
Danny Pomanto, sapaan Wali Kota Makassar menambahkan, program dari Kementerian PUPR senilai Rp948 miliar ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan Makassar dengan harapan bisa mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih baik.
Nantinya, limbah cair domestik yang diproduksi oleh rumah tangga maupun instansi bakal dialirkan dari rumah-rumah ke sistem IPAL melalui instalasi perpipaan, sehingga tidak lagi menggunakan truk tinja.
"Karena permukiman semakin padat maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air. Melalui sistem ini, nanti tidak ada lagi air kotoran (limbah) yang dibuang di tanah dan badan air. Sehingga, tingkat kesehatan meningkat dan lingkungan juga semakin bersih,” katanya, Kamis (3/8/2023).
Baca Juga
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang belum lama ini meninjau pembangunan IPAL di Makassar mengatakan jika program ini diimplementasikan di empat kota, yaitu Makassar, Palembang, Jambi, dan Pekanbaru.
Sistem ini nantinya akan mengolah limbah hingga kualitas airnya aman bagi lingkungan. Teknologi yang digunakan adalah MBBR yang menggunakan biofilm polyethylene. MBBR dinilai efektif dalam mereduksi kandungan oksigen pengurai bakteri air (biological oxygen demand), nitrifikasi dan menghilangkan nitrogen.
Melihat progres pekerjaan yang hampir selesai, Menteri Basuki berpesan untuk menjaga kebersihan dan kerapihan, serta memperbanyak penghijauan. “Nanti setelah selesai jangan lupa dirapihkan (sisa pengerjaan IPAL). Kalau ada sisa-sisa material dikeluarkan. Mohon untuk mulai ditanami pohon yang rindang dari sekarang,” paparnya.