Bisnis.com, MAKASSAR - Ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2022 tumbuh 4,27 persen jika dibanding triwulan I-2021 (yoy). Namun mengalami kontraksi -5,77 persen dibanding triwulan IV-2021 (qtq).
Perekonomian Sulawesi Selatan berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2022 mencapai Rp136,69 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp83,36 triliun.
Kepala BPS Sulsel Suntono mengatakan berdasar PDBR menurut lapangan usaha, pertumbuhan positif ekonomi Sulsel dibanding triwulan-I tahun sebelumnya terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali pertambangan dan penggalian dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pengadaan listrik dan gas sebesar 19,82 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 14,88 persen, penyedia akomodasi makan dan minum sebesar 12,98 persen.
Namun secara yoy, hampir semua kategori mengalami kontraksi. Kontraksi terdalam dialami kategori Kontruksi sebesar -20,33 persen, disusul perdagangan besar dan eceran raparasi mobil dan sepeda motor sebesar -17,16 persen, kemudian pertambangan dan penggalian sebesar -12,96 persen.
"Sedangkan pertumbuhan positif terjadi pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 17,03 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 4,97 persen dan real estate sebesar 0,40 persen," kata Suntono, Senin (9/5/2022).
Baca Juga
Struktur PDRB Sulawesi Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan IV-2021 dikatakamnya tidak menunjukkan perubahan berarti.
Perekonomian Sulsel masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,43 persen, diikuti perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,46 persen, konstruksi sebesar 13,35 persen dan industri pengolahan sebesar 13,09 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sulawesi Selatan mencapai 63,33 persen," ungkapnya.
Sementara PDRB menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi jika dibanding tahun lalu terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 77,10 persen.
Komponen impor barang dan jasa yang menjadi pengurang dalam perekonomian Sulsel tumbuh sebesar 64,01 persen, diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,41 persen, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,24 persen, serta komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,67 persen.
Sementara itu komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi sebesar -9,06 persen.