Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IGI: 94 Persen Guru di Indonesia Bergaji di Bawah Rp2 juta

Gaji guru yang dinilai rendah itu dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan IGI.
Presiden Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan guru penerima penghargaan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia, di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Presiden menekankan bahwa tahun 2019, Pemerintah akan menggeser program strategi pembangunan dari program pembangunan infrastruktur menjadi program pembangunan memperkuat sumber daya manusia untuk menghadapi peluang dunia dan perkembangan teknologi./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan guru penerima penghargaan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia, di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Presiden menekankan bahwa tahun 2019, Pemerintah akan menggeser program strategi pembangunan dari program pembangunan infrastruktur menjadi program pembangunan memperkuat sumber daya manusia untuk menghadapi peluang dunia dan perkembangan teknologi./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, MAKASSAR - Tanggal 25 November setiap tahun menjadi hari paling spesial bagi guru di Indonesia lantaran diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Meski spesial, nyatanya peringatan ke 25 tahun ini masih banyak permasalahan timbul di kalangan guru.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim mencatat ada tiga problem yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah dan IGI sendiri. Pertama adalah persoalan status guru yang tidak jelas dalam hal ini guru-guru non PNS (honorer), kedua persoalan kualitas guru, dan kesejahteraan guru.

"Banyak guru khususnya non PNS yang masih jauh dari kata sejahtera, bahkan gaji buruh bangunan lebih besar ketimbang mereka," ujar Muhammad Ramli Rahim saat dikonfirmasi Bisnis, Rabu (25/11/2020).

Gaji guru yang dinilai rendah itu dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan IGI. Ramli menjelaskan terdapat 94 persen guru di Indonesia memiliki pendapatan di bawah Rp2 juta rupiah dan rata-rata berstatus non PNS.

Bahkan, hasil survei tersebut mengungkap banyak diantara guru-guru itu pendapatannya hanya Rp250 ribu perbulan. Padahal, jenjang pendidikan antara guru dan buruh bangunan jelas sangat jauh.

"Buruh bangunan yang bekerja 25 hari dalam sebulan itu pendapatannya minimal Rp. 2,5 juta perbulan. Mereka mungkin hanya tamat SD atau SMP tetapi pendapatan mereka jauh lebih banyak dibandingkan sarjana, bahkan jenjang pendidikan hingga jenjang S2, tapi statusnya masih honorer," terangnya.

Rendahnya pendapatan guru diakui Ramli karena status yang tidak jelas. Sebab para guru non PNS itu hanya diperbantukan atau dipekerjakan di sekolah dengan kontrak kerjasama yang tidak jelas.

Lanjutnya, Hal ini dikarenakan mayoritas kabupaten/kota di berbagai daerah di Indonesia tidak berani memberikan kontrak meski mereka dipekerjakan. Status ini pun dinilai menjadi masalah besar bagi para guru.

"Status ini sungguh jadi masalah, karena guru-guru yang bisa menerima dana bos itu hanya mereka yang punya ilmu PTK. Syukur-syukur setelah ada pendemi Covid-19 kemudian berubah dan terdaftar di Dapodik. Tapi guru-guru yang tidak terdaftar di Dapodik dan PTK jumlahnya sangat besar di Indonesia dan inilah menjadi masalah besar bagi kita," papar Ramli.

Persoalan kualitas guru juga menjadi perhatian besar bagi IGI. Menurutnya, proses rekrutmen guru dinilai serampangan utamanya bagi non PNS. Namun mereka tetap dipekerjakan sebagai guru dan bertugas dalam kelas menghadapi anal-anak didik. Sementara  guru yang memiliki kualitas tinggi dan lantas biaa diterima di tempat lain selain di sekolah akan memilih tidak mengajar di sekolah.

"Jadilah kemudian tertinggal banyak guru-guru kita karena tidak bisa bekerja di mana-mana kemudian jadi guru. Ini jadi masalah serius, karena secara kualitas jauh di bawah standar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wahyu Susanto
Editor : Amri Nur Rahmat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper