Bisnis.com, MAKASSAR - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel menyiapkan 850 ribu bibit kakao bagi para petani terdampak bencana di wilayah Sulawesi Selatan. Rencananya, penyaluran bibit tersebut bakal dilakukan pada 2021 mendatang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Andi Ardin Tatjo menjelaskan saat ini pihaknya mulai melakukan pendataan calon petani dan calon lokasi atau CPCL yang akan memperoleh bantuan bibit tersebut. Data tersebut kata Ardin harus rampung setahun sebelum bibit dibagikan.
"CPCL adalah adalah petani atau kelompok tani yang akan menerima bantuan sarana produksi sesuai dengan luas lahan yang diusahakan dalam kelompok hamparan di lokasi yang telah ditetapkan," jelas Ardin, Selasa (24/11/2020).
Pemberian bantuan bibit kakao tersebut dilakukan guna mendorong kembali produksi kakao di Sulsel. Kendati penurunan produksi hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sulsel. Namun Pemerintah Provinsi Sulsel terus berupaya agar penurunan itu tidak lagi terjadi setelah adanya bantuan bibit.
Ardin menilai, penurunan produksi akibat bencana juga di karenakan oleh kemampuan mitigasi dari petani yang masih lemah. Apalagi, saat ini petani harus dihantui dengan fenomena perubahan iklim global. Perubahan musim hujan berkepanjangan atau musim kemarau yang berkepanjangan.
"Kita sebut La Nina dan El Nino, peristiwa ini sangat sensitif bagi penanam kakao jika tidak dilakukan mitigasi dan adaftasi. Pengetahuan ini harus dimiliki oleh petani untuk menghadapi kondisi ini, karena tanaman kakao sangat sensitif pada perubahan iklim," terang Ardin.
Fenomena ini membuat tanaman kakao di seluruh Indonesia, sudah tidak mampu hidup dengan syarat tumbuhnya. Salah satu solusinya yakni penyuluh mesti melakukan mitigasi dan adaptasi hingga ke tingkat petani.
Rencana penyaluran bantuan bibit kakao tersebut menyusul adanya laporan dari salah satu kelompok tani dari Luwu Utara. Aminah Medama selaku perwakilan mengatakan minat petani untuk menanam kakao di wilayahnya masih cukup tinggi. Hanya saja, keinginan itu terhalang oleh faktor bencana alam seperti banjir.
"Banyak kebun kakao yang tersapu banjir, sehingga mata pencarian petani juga rusak," ungkap Aminah dari Kelompok Sidangkala Luwu Utara.
Aminah sendiri juga merupakan anggota dari Swisscontact, NGO yang bergerak pada pendampingan kakao. Dia berharap bantuan 850 bibit kakao yang menjadi arahan langsung dari Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah itu dapat terealisasi. Sehingga petani kakao bisa kembali bangkit dan menanam. (k36)