Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan terus menjaga produktivitas pertanian khususnya tanaman padi dengan melakukan inovasi, baik dengan mekanisasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi di tengah kondisi pandemic Covid-19.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Sulsel Andi Ardin Tjatjo, mengatakan bahwa hal tersebut untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat tetap terjamin.
“Dengan produktivitas padi yang melimpah, Sulsel juga menjadi penyokong kebutuhan pangan nasional sehingga kita bisa mempertahankan status sebagai daerah lumbung pangan di Indonesia,” ujar Andi Ardin dikutip Antara, Rabu (14/10/2020).
Menurut Andi Ardin, Sulsel masih menempati posisi keempat selaku provinsi yang memiliki produktivitas tanaman padi yang tinggi setelah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Adapun produksi padi di Sulsel rata-rata 5 juta ton lebih Gabah Kering giling (GKG) atau setara dengan beras 2,8 juta ton lebih.
Dari jumlah tersebut, lanjut Ardin, sekitar 1,2 juta ton diantaranya adalah surplus dan menjadi beras mobilitas nasional (Mobnas) yang sewaktu-waktu digunakan pada saat ada bencana atau daerah lain kekurangan pangan.
Baca Juga
Sementara berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Sulsel diketahui, pada periode Januari - Juli 2020 produksi padi di Sulsel sebanyak 2,7 juta ton lebih KGK atau 1,7 juta ton beras.
Sementara kebutuhan konsumsi beras masyarakat Sulsel 37,5 kg per kapita per tahun, sehingga terjadi surplus sekitar 1,2 juta ton lebih per tahun.
Terkait dengan peringatan Hari Pangan Dunia, diakui penting untuk mengevaluasi kembali sektor ketahanan pangan guna mengambil langkah-langkah strategis meningkatkan produksi tanaman pangan, termasuk pendukungnya, sehingga ketersediaan pangan pada masa pandemi Covid-19 ini tetap terjaga dan harga sembakodapat stabil.