Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Inflasi 0,02 Persen, Didorong Kelompok Kesehatan

Secara umum harga sejumlah komoditas di pasaran cenderung stabil dan seirama dengan pola pergerakan pada bulan sebelumnya.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan mencatatkan inflasi pada September 2020. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, terjadi inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 104,79. Inflasi tersebut didorong oleh kelompok kesehatan.

Pada kelompok tersebut, tercatat adanya sejumlah komoditas yang masih mengalami gejolak harga pada periode September. Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah menyatakan salah satu komoditas pemicunya yakni vitamin untuk daya tahan tubuh.

"Kelompok kesehatan mengalami inflasi yang cukup tinggi yotu 0,21 persen. Terutama pada komoditas vitamin. Konsumsi vitamin beberapa bulan terakhir masih cukup tinggi karena masih diminati oleh masyarakat," jelas Yos, Kamis (1/10/2020).

Dari lima kota IHK di Sulsel, tiga daerah mengalami inflasi, di antaranya Kota Makassar, Parepare, dan Kabupaten Bulukumba. Dengan inflasi tertinggi terjadi di Parepare sebesar 0,18 persen. Sementara dua daerah lainnya mengalami deflasi yaitu Kota Palopo dan Kabupaten Bone dengan deflasi terendah sebesar 0,31 persen.

Kendati demikian, Yos menyatakan secara umum harga sejumlah komoditas di pasaran cenderung stabil dan seirama dengan pola pergerakan pada bulan sebelumnya. Termasuk ketika diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Makassar.

"Pada PSBB itu cenderung terjadi penurunan harga secara total. Tapi setelah new normal sekitar Juli, Agustus, dan masuk September trenya memang mulai mengalami kenaikan," jelas Yos.

Meski sempat mengalami deflasi pada Juli dan Agustus secara berturut-turut. Yos berharap, tren inflasi Sulsel ke depan bisa lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Sebab menurutnya, inflasi juga menjadi harapan bagi produsen dari sisi harga.

"Kita harap semua bisa lebiih stabil. Inflasi juga menjadi harapan para produsen agar harga-harga ikut membantu insentif bagi mereka," kata Yos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper