Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ada Tambahan Pasien Covid-19 Sembuh di Sulsel per Senin, 8 Juni

Kelompok muda lebih rentan terpapar Covid-19 meski angka kesembuhannya juga tinggi.
Warga berjalan di dekat spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan warga untuk mengikuti Rapid Test secara massal yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Makassar tersebut diakibatkan karena kekhawatiran warga pada tingkat akurasi rapid test yang apabila hasilnya reaktif dinilai langsung positif Covid-19./Antara-Abriawan Abhe
Warga berjalan di dekat spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan warga untuk mengikuti Rapid Test secara massal yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Makassar tersebut diakibatkan karena kekhawatiran warga pada tingkat akurasi rapid test yang apabila hasilnya reaktif dinilai langsung positif Covid-19./Antara-Abriawan Abhe

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Pusat merilis data penambahan kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan 110 orang sehingga kumulatif kasus di daerah menjadi 2.014 kasus.

Sedangkan per hari ini tidak ada laporan negatif dua kali swab alias tidak ada penambahan pasien sembuh. Alhasil jumlah kumulatif pasien sembuh di Sulsel tetap 673 kasus.

Sementara untuk pasien meninggal juga tidak ada tambahan, sehingga kumulatif dilaporkan tetap 94 orang.

Pakar epideomologi Prof Ridwan Amiruddin mengemukakan kelompok muda lebih rentan terpapar Covid-19 meski angka kesembuhannya juga tinggi.

"Jadi itu terkait dengan mobilitas kaum muda dalam beraktivitas, kerentanan tinggi tapi kesembuhannya juga tinggi," katanya saat dikonfirmasi di Makassar, Senin (8/6/2020).

Hal itu terjadi, karena kaum muda memiliki mobilitas tinggi yang berarti tingkat aktivitas atau interaksinya dengan banyak orang juga dipastikan sangat tinggi. Sehingga risiko terpapar virus corona pun lebih besar.

Ketua Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) ini menyampaikan pula bahwa bagi masyarakat dengan umur di atas 51 tahun relatif paparan COVID-19 lebih rendah, tetapi kesembuhannya juga rendah.

"Mereka sangat berisiko bila mereka memiliki comorbid atau penyakit penyerta seperti DM (Diabetes Mellitus) jantung dan hypertension," kata Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : BNPB dan Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper