Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Zona Merah, Sulsel Belum Siap Terapkan PSBB

80 persen keberhasilan pencegahan penyebaran Covid-19 ini tergantung dari kepatuhan kita bersama untuk melakukan physical distancing.
Petugas medis mengambil sampel darah warga yang usai bepergian dari luar kota di Puskesmas Makkasau, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/4/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Petugas medis mengambil sampel darah warga yang usai bepergian dari luar kota di Puskesmas Makkasau, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/4/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan tercatat masuk sebagai zona merah dalam kasus penyebaran virus corona atau Covid-19.

Merujuk pada https://covid19.sulselprov.go.id pasien positif Covid-19 sebanyak 112 orang per tanggal 6 April 2020. Hal itu menempatkan Sulsel menjadi daerah dengan pasien positif Covid-19 terbanyak di luar Pulau Jawa.

Kendati telah menetapkan klaster penyebarannya, Pemerintah Provinsi Sulsel sejauh ini belum mengambil langkah taktis untuk meredam agar penularan virus ini tidak semakin meluas. Bahkan, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan belum siap menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Sulsel tidak bisa disamakan dengan DKI Jakarta. Apapun namanya sebelum PP terkait PSBB dibuat kita kan sudah melakukan pembatasan dalam beberapa hal, misalnya meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, taati social dan physical distancing," ungkap Nurdin dalam video konferensi, Selasa (7/4/2020).

Ia menjelaskan, untuk menerapkan PSBB daerah harusnya lebih berhati-hati, sebab karakteristik setiap daerah itu berbeda. Apalagi Sulsel yang notabene memiliki cakupan wilayah yang cukup luas dengan 24 kabupaten kota. Jika PSBB diterapkan di Sulsel hal tersebut dinilai bakal berdampak besar terhadap sejumlah sektor termasuk satu di antaranya adalah sektor pertanian.

Nurdin mengklaim Sulsel sebagai daerah penyangga pangan akan mengalami hambatan dalam hal pendistribusian bahan pangan ke 27 provinsi di Indonesia.

"Kita jangan lupa bahwa Sulsel ini adalah salah satu penyangga pangan nasional. Kita juga harus fokus ke sini. Bagaimana nantinya jika petani dirumahkan, padahal sekarang ini lagi musim tanam. Jangan sampai justru bukan corona yang membunuh kita, tapi karena mati kelaparan. Ini perlu kita pikirkan bersama," terang Nurdin.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang tengah ditempuh oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel saat ini yakni fokus memetakan daerah dengan penyebaran virus corona terbanyak. Episentrum penyebaran Covid-19 terdapat di Kota Makassar dengan jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 68 orang, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 421 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) 146 orang.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari menyebutkan berdasarkan kluster penyebaran. Di sulsel 65 persen penularan Covid-19 terjadi secara imported transmission atau orang yang datang dari daerah terpapar. Sementara 35 persen penularan melalui local transmission atau pernah berinteraksi dengan pasien yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.

Olehnya itu, Ichsan kembali mengimbau masyarakat dan seluruh elemen di Sulsel khususnya Kota Makassar, untuk terus melakukan penguatan-penguatan pelaksanaan imbauan pemerintah terkait physical distancing (menjaga jarak), tetap di rumah, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.

"Saya kembali mengingatkan bahwa 80 persen keberhasilan pencegahan penyebaran Covid-19 ini tergantung dari kepatuhan kita bersama untuk melakukan physical distancing dan hal-hal lainnya yang menjadi imbuan pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus ini," jelasnya.

Berdasarkan pantuan Bisnis sejumlah daerah di Sulsel juga telah mengambil kebijakan sendiri dengan melakukan karantina wilayah secara mandiri. Bahkan hal tersebut sudah dilakukan hingga ke tingkat RT/RW. Beberapa wilayah bahkan melakukan penutupan akses masuk bagi orang baru yang akan berkunjung ke daerah tersebut. (k36)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper