Bisnis.com, MANADO—PT Pelindo IV (Persero) memacu pengembangan Terminal Petikemas Bitung, Kota Bitung, Sulawesi Utara, melalui serangkaian rencana penambahan kapasitas pada 2020.
Direktur Utama Pelindo IV Farid Padang mengungkapkan terdapat beberapa rencana pengembangan Terminal Petikemas Bitung (TPB) tahun ini. Salah satunya penambahan dermaga dan reklamasi termasuk tukar guling atau Ruilslag ASDP ke Likupang atau Tanjung Merah.
“Dalam rencana induk pelabuhan semua lokasi itu akan dikembangkan untuk perluasan pelabuhan Bitung dengan rencana kapasitas 2,5 juta TEUs. Untuk mencapai kapasitas itu, perlu dipenuhi semua peralatan,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (2/1).
Farid melaporkan lalu lintas di TPB terus mengalami peningkatan. Total bongkat muat mencapai 19.540 boks pada Desember 2019.
Jumlah itu, lanjut dia, naik sekitar 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tercatat, jumlah bongkar muat sebanyak 17.118 boks pada Desember 2018.
“Tahun ini total lalu lintas bongkar muat di TPB mencapai 259.923 boks atau meningkat sekitar 7% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebanyak 243.780 boks,” tuturnya.
Sementara itu, Farid mengungkapkan pihaknya juga telah mengoperasikan lapangan penumpukan TPB. Hal itu dilakukan setelah pengembangan dengan menggunakan dana penyertaan modal negara senilai Rp365 miliar.
Dia menjelaskan bahwa pengoperasian bertujuan meningkatkan pelayanan di TPB. Fasilitas itu menjadi terminal peti kemas terbesar kedua yang dikelola perseroan setelah Terminal Petikemas Makassar.
“Kami sudah melakukan uji coba pengoperasian sejak 23 Desember 2019,” tuturnya.
Selain itu, Farid menyebut rubber tyred gantry (RTG) refurbish pengadaan telah dilakukan uji coba. Pihaknya mengklaim seluruh peralatan telah layak digunakan.
“Begitu pula dengan refurbish eksisting 1 unit yang hybrid juga sudah diuji coba pada 23 Desember lalu,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan masih ada tiga unit RTG yang akan diuji coba pada Januari 2020. Selain itu, alat container crane (CC) pengadaan refurbish akan diuji coba juga awal tahun ini.
Farid menuturkan saat ini terdapat 10 unit RTG yang beroperasi di TPB. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya tujuh unit.
Selanjutnya, perseroan juga akan menambah CC yang beroperasi dari tiga unit menjadi empat unit. Rencananya, akan dilakukan penambahan lagi menjadi lima unit pada Februari 2020.
Farid menambahkan pengoperasian lapangan penumpukan dan penambahan alat di TPB sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja. Selain itu, strategi tersebut menjadi bagian percepatan proses terwujudnya internasional hub port (IHP) Bitung.
“Kondisi ini juga sebagai jaminan kepada pemerintah daerah,” jelasnya.
Ekonom Regional Sulawesi Utara Noldy Tuerah menilai pengembangan container yard di TPB belum rampung. Menurutnya, perlu dilakukan pengembangan bersama antara Pelindo IV dengan main line operators (MLO) untuk sebagian wilayah pelabuhanh hub international Bitung.
Dia menyebut terdapat beberapa kerja sama yang dapat ditempuh oleh Pelindo IV. Pertama, kolaborasi antara Pelindo IV dengan MLO.
Kedua, MLO, Pelindo IV, dan Pemerintah Provinsi Sulut melalui badan pengelola kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung. Ketiga, diserahkan langsung kepada MLO sebagian pelabuhan Bitung.
“Dari ketiga alternatif tersebut kemungkinan besar dapat menarik MLO masuk ke pelabuhan Bitung,” jelasnya.
Di lain pihak, Koordinator International Business Administration (IBA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi Joy Elly Tulung menyebut terdapat beberapa keuntungan yang dapat didapatkan oleh Sulut melalui TPB.
Salah satunya efisiensi biaya pengapalan, penumpukan, dan penyediaan pengepakan.