Bisnis.com, MANADO — Negara-negara peserta Archipelagic and Island States Forum 2019 menyepakati empat bidang utama kerja sama usai menggelar pertemuan di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada 30 Oktober—1 November 2019.
Empat bidang utama kerja sama itu tertuang dalam Joint Declaration of the Establishment of Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang disepakati oleh 25 negara peserta serta 3 organisasi regional dan internasional, Jumat (1/11/2019).
Area yang menjadi fokus pertama yakni perubahan iklim. Hal itu menyangkut mitigasi perubahan iklim, adaptasi, dan manajemen bencana.
Kedua, tantangan dan peluang ekonomi yang terdiri atas ekonomi biru atau blue economy, perikanan yang bertanggung jawab serta berkelanjutan, dan pertumbuhan ekonomi serta penciptaan peluang kerja yang layak.
Ketiga, puing-puing plastik laut atau marine plastic debris. Keempat, pengelolaan maritim yang baik.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyatakan para peserta AIS Forum 2019 menyimpulkan pentingnya masalah perubahan iklim serta marine plastic debris. Selain itu, para wakil negara-negara kepulauan dan pulau yang hadir juga menyimpulkan urgensi masalah anak muda, khususnya bisnis rintisan atau startup.
Baca Juga
Luhut menyebut konsep blue economy juga dibahas oleh para peserta AIS Forum 2019. Gagasan itu diklaim menarik minat wakil-wakil yang hadir.
“Blue economy, menurut saya, menjadi salah satu proyek yang sangat banyak diminati, khususnya negara-negara kepulauan akan banyak terlibat di sana,” ujarnya, Jumat (1/11).
Dalam kesempatan yang sama, Country Director United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia Christophe Bahuet menjelaskan AIS Forum dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dan UNDP. Wadah itu ingin mendorong kerja sama negara pulau dan kepulauan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Cukup juga untuk mempromosikan solusi konkret,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel