Bisnis.com, MAKASSAR -- Tersambungnya ruas transmisi antara Malili dan Lasusua menjadi penanda terinterkoneksinya sistem kelistrikan Sulawesi bagian selatan (Sulbagsel) dan Sulawesi Tenggara.
General Manager PLN UIW Sulselrabar Ismail Deu menjelaskan dengan terinterkoneksinya kedua sistem itu, daya mampu yang dapat dievakuasi dari sistem Sulsel ke Sultra adalah sebesar 400 MW.
Selain itu, sambungan transmisi itu membuka peluang investasi bisnis dari pelanggan Industri di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"PLN siap melayani kebutuhan listrik investor di Sulawesi Tenggara kapanpun, di manapun, dan berapapun daya yang akan dipasang," ungkap Ismail, Jumat (18/10/2019).
Bersama PT Ceria Nugraha Indotama yang merupakan perusahaan tambang dan memiliki smelter nikel, PLN menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) layanan khusus premium platinum dengan daya 350 MVA.
"Dengan interkoneksi tersebut keandalan sistem kelistrikan semakin meningkat. Selain itu, juga memberi peluang kepada investor untuk berinvestasi tanpa khawatir akan pasokan energi listrik," jelasnya.
Selain sektor Industri Makro, PLN juga menyasar pelanggan industri mikro di Sulawesi Tenggara. Salah satunya konversi energi dari genset ke listrik daya 197 kVA oleh pengusaha penggilingan padi UD Sinar Swastika di Kabupaten Konawe.
Dengan konversi itu, pelanggan dapat menghemat biaya produksi sebesar 30-50% setelah beralih menggunakan listrik.
Ketut Swastika, pemilik UD Sinar Swatika menjelaskan, keuntungan yang didapatkan dengan konversi energi tersebut yakni tidak adanya biaya untuk pembelian solar dan pemeliharaan material karena genset sudah dinonaktifkan.
Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Tenggara sudah mencapai 97,12%, serta proyeksi pertumbuhan pelanggan besar di Sulawesi Tenggara pada tahun 2025 adalah sebesar 710 MW.
Sampai dengan saat ini di Sulawesi Tenggara sudah ada empat pelanggan industri yang sudah menandatangani SPJBTL dengan keseluruhan total daya sebesar 634 MVA.