Bisnis.com, MAKASSAR - Salah satu event wisata Kota Makassar yang sejak tiga tahun terakhir menjadi agenda wisata andalan harus menelan pil pahit. Makassar International Eight Festival and Forum atau Festival F8 dinilai tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam kalender event wisata Kementerian Pariwisata.
Bukan tanpa alasan, event yang sebelumnya digagas oleh Pemerintah Kota Makassar ini, dinilai masih perlu dilakukan sejumlah evaluasi. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Denny Irawan menyatakan Kemenpar memberikan sejumlah catatan untuk event tersebut.
Salah satunya yakni kepala dareah atau Wali Kota Makassar tidak menunjukkan komitmennya dalam pelaksanaan event yang sebelumnya telah digelar tiga kali berturut-turut itu.
"F8 ini tidak masuk karena dianggap kepala daerahnya tidak komitmen dalam pelaksanaan eventnya. Kemenpar sangat menyayangkan, karena event ini sangat bagus," ungkap Denny, Minggu (13/10/2019).
Festival F8 sendiri pertama kali digagas oleh Wali Kota Makassar yang saat itu dijabat oleh Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto pada 2016 lalu. Selepas mengakhiri masa jabatannya, tahun ini, pengganti Danny yang diisi oleh Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb tak lagi memasukan Festival F8 sebagai agenda wisata.
Padahal, jika Pemkot Makassar tetap mengagendakan Festival F8 sebagai agenda wisata Kota Makassar tahun ini, festival tersebut sudah bisa memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam kalender event wisata Kemenpar.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata Makassar menyatakan dihapusnya Festival F8 sebagai agenda wisata sebab Pemkot Makassar sedang melakukan rasionalisasi terhadap belanja daerah dalam rangka mengoptimalkan anggaran tahun 2019. Salah satunya dengan melakukan pengalihan dan pergeseran anggaran kegiatan yang belum dilaksanakan SKPD ke hal lain yang lebih prioritas.
Meski begitu, Danny Pomanto selaku founder dari Festival F8 tetap bersikeras menggelar event tersebut secara independen. Meski tak berada di bawah naungan Pemkot Makassar, Festival F8 tetap digelar pada 11-13 Oktober 2019 dengan beragam rangkaian acara.
Danny Pomanto mengungkapkan, Festival F8 sudah mejadi jati diri Makassar sejak tiga tahun terakhir. Jika harus dibatalkan, maka event tersebut dinilai akan kehilangan esensi dan semakin minim ruang bagi Makassar untuk mempromosikan diri sebagai salah satu tujuan destinasi wisata favorit.
"Ini demi Makassar, demi Indonesia. Harga diri kita di mata internasional. Jadi, yang pertama adalah karena F8 sudah menjadi siri'nya (harga diri) kita, kita harus menghargai keputusan Pemkot Makassar," ungkap Danny.
Adapun untuk 2020 mendatang dari 35 event wisata Sulsel yang diusulkan, hanya 14 di antaranya yang memenuhi syarat masuk dalam kalender event wisata Kemenpar. Beberapa di antaranya, Beautifull Malino dari Kabupaten Gowa, Toraja Internasional Festival, Festival Pinisi dari Bulukumba, dan Festival Takabonerate dari Selayar.