Bisnis.com, PALU - Ada dua jenis spesifikasi hunian tetap (huntap) yang dibangun untuk korban bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Kedua jenis huntap itu diketahui dari lokasi pembangunan hunian di Pombewe, Sigi dan Tondo-Talise, Mantikulore. Pembangunan huntap bagi korban bencana alam di Sulteng dilakukan di kedua daerah itu ditambah Kelurahan Duyu.
Pada kawasan Pombewe, huntap dibangun menggunakan teknologi Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat). Kemudian, teknologi bernama Ridha (Rumah Instan dan Hunian Aman) digunakan untuk pembangunan huntap di Tondo-Talise.
Huntap dengan teknologi Risha memiliki tipe 36 dan dibangun di atas lahan 150 meter persegi. Hunian ini memiliki pondasi batu kali dan dindingnya berbata merah.
Rangka atap hunian dengan teknologi Risha menggunakan baja ringan, dengan penutup spandek. Kemudian, daun pintu huntap Risha menggunakan kayu.
Pada huntap di Tondo-Talise, teknologi yang digunakan bernama Ridha. Huntap di sana menggunakan dinding beton ringan yang terbuat dari campuran semen dan kertas.
Rangka atap hunian Ridha menggunakan baja ringan dan pintunya dari conwood. Rumah dengan teknologi Ridha diklaim tahan api dan sama sekali tidak menggunakan kayu dalam konstruksinya.
Saat ini, seluruh huntap bagi korban bencana alam di Sulteng masih proses pembangunan. Ada setidaknya 11.788 hunian yang dibutuhkan masyarakat korban bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi hingga saya ini.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pemerintah membuka peluang bagi yayasan-yayasan untuk membantu pembangunan Huntap. Hingga kini bary Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah mulai memberi bantuan pembangunan 3.000 huntap. Sisanya, 8.000 lebih huntap akan langsung dibangun Kementerian PUPR setelah menyelesaikan lelang proyek.
Saat ini, masih banyak korban bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi yang tinggal di hunian sementara (huntara). Ada 699 unit huntara di 72 lokasi yang sudah selesai dibangun.
Dari 699 huntara, 288 berada di Kabupaten Palu, 221 unit di Sigi dan 190 di Donggala. Huntara yang sudah dihuni masyarakat sebanyak 644 unit.
Pembangunan huntap, selain dilakukan di 3 lokasi, juga berjalan pada daerah-daerah terpisah. Hunian yang dibangun di daerah-daerah terpisah disebut huntap satelit.
"Kenapa huntap satelit? Karena lokasi bencana di Sulteng ini tersebar dan masyarakat berada di banyak tempat memiliki mata pencahariannya bertani dan nelayan. Luas huntap satelit hanya 2,5-5 hektar dengan rumah maksimal 100 unit di satu daerah," kata Kepala Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Palu, Sigi dan Donggala Arie Setiadi Murwanto.
Ini Spesifikasi Hunian Tetap bagi Korban Bencana Alam di Sulteng
Pada kawasan Pombewe, huntap dibangun menggunakan teknologi Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat). Kemudian, teknologi bernama Ridha (Rumah Instan dan Hunian Aman) digunakan untuk pembangunan huntap di Tondo-Talise.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
14 jam yang lalu