Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarik Investor Asing, Sulsel Tawarkan LRT

Belum rampung proyek Kereta Api Trans Sulawesi, Pemerintah Provinsi Sulsel akan kembali menggarap proyek Light Rapid Trans (LRT).
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Jakarta/ANTARA-Rivan Awal Lingga
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Jakarta/ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, MAKASSAR -- Guna memacu perekonomian di Sulawesi Selatan, pemerintah provinsi terus menggenjot sejumlah proyek infrastruktur. Belum rampung proyek Kereta Api Trans Sulawesi, Pemerintah Provinsi Sulsel akan kembali menggarap proyek Light Rapid Trans (LRT).

Proyek transportasi massal ini akan melalui perlintasan di empat daerah, di antaranya Kota Makassar, Kabupaten Maros, Gowa (Sungguminasa), dan Takalar. Keempat wilayah ini dikenal dengan sebutan Mamminasata. Perancangan konsep kereta listrik ini juga telah dibahas bersama Kementerian Perhubungan RI. 

Rencananya, panjang jalur rel kereta Mamminasata yaitu sekitar 62,73 kilometer. Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah berkomitmen akan mewujudkan proyek ini sebagai bentuk perubahan di wilayah pimpinannya. Olehnya itu, Nurdin mulai menggaet sejumlah investor asing untuk ikut terlibat dalam proyek tersebut. 

"Proyek ini akan menggandeng pihak swasta agar tak terlalu membebani pemerintah. Jadi kita kolaborasi, bentuknya nanti kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU)," ungkap Nurdin Abdullah, Jumat (19/4).

Adapun calon investor, yang mulai digaet oleh Pemprov Sulsel yakni investor asal Jepang, Korea, Cina, dan Eropa. Nurdin menyebut, tergantung siapa yang siap membiayai proyek pembangunan LRT Mamminasata itulah yang akan turut menggarao proyek LRT. 

Untuk pembangunan LRT yang terdiri dari empat segmen itu, dibutuhkan investasi sebesar Rp5,2 miliar. Dengan konstruksi prasarana pada segmen 1 hingga 4 meliputi pembangunan jalur kereta api dan stasiun. Pembangunan itu belum termasuk fasilitas operasi yang nilainya juga ditaksir mencapai Rp5,2 miliar.

Dijelaskan Nurdin, kehadiran LRT di empat wilayah di Sulsel diharap mampu mengurai padatnya lalu lintas di Makassar.

Selain itu, kehadiran LRT di Sulsel juga sebagai upaya untuk membangun konektivitas nasional dan regional. Termasuk untuk memenuhi target pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 kilometer pada 2019.

Nurdin sendiri telah menggelar pertemuan bersama investor asal Jepang, PT Marubeni. Perusahaan yang bergerak di berbagai bidang termasuk dalam menangani sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. 

"Marubeni ini sebagai perusahan besar. Kita baru bicara item per item, kita juga bicara infrastruktur jalan tol dan LRT, dan beberapa fokus kita, termasuk pembiayaannya," kata Nurdin.

Meski belum adanya teken kontrak antara kedua pihak, namun Direktur Utama Marubeni, Takeshi Mamiya sudah menunjukkan ketertarikannya. Mamiya menyebut, Sulsel memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan perekonomiannya melalui proyek infrastruktur. 

"Kami melihat proyek infrastruktur di Sulsel cukup berkembang. Di sini kami masih melakukan pembicaraan seperti apa konsep kerja sama kami ke depan," ungkap Mamiya. 

Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel, Prof Yusran Yusuf menambahkan, sebagai langkah awal proyek LRT Mamminasata lebih dulu akan menyiapkan pembebasan lahan dan sumber daya manusia. Apalagi secara regulasi konsep LRT Mamminasata sudah masuk dalam program Kementerian Perhubungan. 

"Khusus pembebasan lahan kita akan bicarakan dengan darah terkait. Utamanya membahasa detail tata ruangnya. Sementara untuk SDMnya kita akan sekolahkan juga di sekolah perkeretaapian," ungkap Yusran. 

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Perkeretaapian Kemenhub RI, Zulfamendi menyatakan, proyek ini digodok sebagai upaya percepatan pemerataan pembangunan nasional sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2029.

Zulfamendi memaparkan, pembangunan empat segmen LRT Maminasata meliputi segmen I Maros-Makassar dengan jalur perlintasan 22,79 km, segmen II Mandai-Bandara Sultan Hasanuddin 5,98 km, segmen III Makassar-Sungguminasa 9,46 km, dan segmen IV Sungguminasa-Takalar 25 km.

"Kita akan membuat titik temu antara Kereta Api Trans Sulawesi Makassar-Parepare. Rencananya di segmen Maros-Makassar," ungkap Zulfamendi. 

Ia juga menyebut, proyek transportasi massal itu akan dimulai pada Mei 2019, dan bakal rampung pada 2020. Dikatakan Zulfamendi, konsep LRT Mamminasata sudah dalam uji kelayakan pada 2018 lalu.

Berdasarkan kajian analisis permintaan, diprediksi pergerakan total jumlah penumpang setiap hariny mencapai 269.131 orang.

Sehingga lanjutnya lagi, rata-rata pergerakan di empat wilayah sekitar yakni 40.000 orang setiap harinya. Diperkirakan pula, jumlah penumpang akan mengalami peningkatan setiap tahunnya di kisaran 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler