Bisnis.com, MANADO - Masalah antrian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengular di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyatakan telah mengumpulkan jajaran Forkopimda, OPD terkait dan Pertamina Gorontalo terkait hal ini. Berbagai pihak dimintai penjelasan dan pendapat terkait dengan masalah tersebut. Rusli menyimpulkan, antrian yang mengular bukan disebabkan karena stok BBM yang kurang namun ada permainan dari para penjual BBM eceran.
“Antrian seperti ini pernah terjadi ketika saya baru dilantik gubernur tahun 2012. BBM-nya cukup, cuma disalahgunakan oleh oknum tertentu,” ujarnya, seperti dikutip, Kamis (22/11/2018).
Beberapa konsumen sengaja merekayasa tangki motor, bentor dan bahkan mobil untuk mengisi dalam jumlah banyak. BBM khususnya premium bersubsidi selanjutnya dijual lagi dengan harga eceran yang lebih mahal dari harga resmi.
“Oknum ini mengisi kendaraannya berulang-ulang untuk disalin lagi dan dijual eceran. Itu yang membuat antrian semakin panjang,” imbuhnya.
Terkait dengan aksi unjukrasa sopir mobil kontainer yang memprotes larangan mengisi BBM bersubsidi, Rusli mengaku menyerahkannya kepada Pertamina selaku regulator. Pihaknya hanya memediasi permasalah tersebut.
“Jadi solusi apa yang kita ambil akan kita bahas lagi besok (kamis) dengan TNI-Polri. Termasuk larangan bagi kontainer mengisi BBM bersubsidi. Secara regulasi ada di Pertamina kita hanya memediasi saja,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Sales Executive Retail Pertamina Gorontalo Imam Rizki Aprianto. Menurutnya tidak ada kelangkaan BBM, yang perlu dilakukan hanyalah pengaturan penjualan BBM dari SPBU ke konsumen.
“Kondisi BBM di Gorontalo kami pastikan tidak ada kelangkaan. BBM jenis premium, pertamax, pertalite, solar semuanya cukup. Terhitung mulai hari ini kalau diisi stok di kita bisa bertahan 9-14 hari. Makanya besok nanti kita bahas lagi dengan pak gubernur bagaimana solusinya” ungkap Imam.