Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Tiga Bulan Deflasi, Manado Alami Inflasi 0,08% pada Oktober 2018

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat inflasi Kota Manado pada Oktober 2018 mengalami inflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month to month). Secara bulanan, tekanan inflasi pada Oktober kembali meningkat setelah tiga bulan sebelumnya mengalami deflasi.
Ilustrasi/Bisnis.com-Fariz Fadhillah
Ilustrasi/Bisnis.com-Fariz Fadhillah

Bisnis.com, MANADO— Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat inflasi Kota Manado pada Oktober 2018 mengalami inflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month to month). Secara bulanan, tekanan inflasi pada Oktober kembali meningkat setelah tiga bulan sebelumnya mengalami deflasi.

Kepala BPS Sulut Ateng Hartono menjelaskan, inflasi Kota Manado pada Oktober 2018 disebabkan adanya peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,96%, kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,65%, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17% dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06%.

“Penyumbang inflasi terbesar di Kota Manado pada Oktober 2018 yaitu tomat sayur sebesar 0,1008%, sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah angkutan udara sebesar 0,24%,” ujarnya, Kamis (01/11).

Sementara itu, dia menambahkan, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,33% dan kelompok keseharan sebesar 0,52%.

Soekowardojo, Kepala Bank Indonesia Perwakiilan Sulut mengatakan, Kota Manado merupakan kota dengan inflasi terendah nomor lima dari 11 kota yang ada di Sulawesi. Manado berada di bawah Palopo yang mengalami deflasi 0,22% dan Bulukumba 0,18%, serta berada di bawah Kota Mamuju dan Watampone dengan tingkat inflasi Oktober sebesar 0,02%.

“Sepanjang tahun 2018, Bank Indonesia Sulut memperkirakan inflasi berada pada rentang 3,5% dengan kecenderungan bias ke bawah,” ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya melalui TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) akan memantau secara ketat dan melakukan pengendalian harga, terutama pada kelompok bahan makanan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang berpotensi memberikan tekanan cukup besar pada inflasi Sulut.

Dia menambahkan, TPID  juga telah mempersiapkan langkah antisipasi menjelang Natal dan Tahun Baru. Menurutnya, akan dilakukan sejumlah upaya seperti gerakan Barito 2 (Batanang Rica dan Tomat), serta operasi pasar bulog dan pasar disperindag.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper