Bisnis.com, MARORE -- Warga Kecamatan Kepulauan Marore di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara mengaku sangat membutuhkan keberadaan layanan perbankan.
Pasalnya, warga Marore biasanya harus menempuh perjalanan 2 hari 1 malam dengan kapal perintis yang datang hanya 2 pekan sekali untuk menikmati layanan perbankan terdekat yang berlokasi di Tahuna, ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Pulau Marore merupakan pulau paling utara di Kepulauan Tahuna yang berbatasan langsung dengan Filipina. Perjalanan dari Pulau Marore menuju Pulau Balut Filipina dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan kapal.
Alwein Ponge, Kepala Sekolah SMAN 2 Tabukan Utara, menyatakan layanan perbankan sangat dibutuhkan di Pulau Marore. Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun harus menempuh perjalanan yang lama dan melelahkan untuk mengambil gaji bulanan.
"Urusan 1 hari harus menunggu 2 pekan. Bank sangat dibutuhkan di Marore. Kalau tidak bisa bank, paling tidak ATM," ujarnya, Jumat (19/10/2018).
Mengenai penggunaan rupiah, Alwein menjelaskan warga Marore telah sadar untuk menggunakan rupiah dalam transaksi sehari-hari. Namun, dia tak memungkiri jika sehari-hari banyak warga Marore yang berdagang ke Filipina karena lebih dekat secata geografis dan harga jual komoditasnya lebih menguntungkan.
Menanggapi hal tersebut, tim kasir Bank Indonesia (BI) yang dipimpin oleh Jesaja Marthin Richard, Kepala Tim Sistem Pembayaran & Pengelolaan Uang Rupiah BI Sulawesi Utara (Sulut), mengungkapkan salah satu syarat pendirian ATM di satu daerah adalah harus tersedia layanan perbankan. Pihaknya pun berjanji akan menindaklanjuti usulan warga tersebut ke pihak terkait.
"Tidak bisa hanya ATM. Harus ada bank yang mengoordinir ATM tersebut. Usulannya akan disampaikan ke pusat bahwa warga Marore sangat butuh bank," ucapnya.