Bisnis.com, LIRUNG -- Ekspresi wajah warga Kecamatan Lirung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara berseri-seri setelah menukarkan uang rupiah lusuh mereka dengan rupiah layak edar yang didistribusikan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara.
Rupiah layak edar senilai total Rp500 juta yang diangkut Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI AL menggunakan KRI Sultan Iskandar Muda tiba di Pulau Lirung, Talaud, Selasa (16/10/2018) pagi, setelah bertolak dari Bitung pada Senin (15/10) sore.
Uang tersebut didistribusikan kepada masyarakat dalam semua nominal pecahan, mulai dari yang terbesar Rp100.000 hingga yang terkecil Rp1.000.
Lorenz, seorang wirausaha Lirung, menukarkan uang rupiah lusuh miliknya senilai Rp485.000 dengan uang layak edar. Menurutnya, ini merupakan kali pertama warga Lirung dapat langsung menukarkan uang rupiah yang tidak layak pakai.
"Uangnya sudah lusuh dari belanja. Ada penukaran uang ini bagus. Harapan kami lebih banyak lebih bagus," ujar Lorenz.
Begitu pula dengan Asyari, seorang ibu rumah tangga. Bersama dengan buah hatinya, dia terlihat antusias menukarkan rupiah lusuh miliknya senilai Rp80.000.
"Biasanya kalau sudah busuk [uangnya] tidak bisa ditukar," tuturnya.
Selain warga, sejumlah pegawai Bank SulutGo dan Bank BRI juga terlihat menukarkan uang kas bank mereka dengan rupiah yang layak edar. Dari pengamatan Bisnis, sebagian besar uang kas bank yang ditukarkan memang sudah terlihat kusam dan lusuh.
Jesaja Marthin Richard Pangkat, Kepala Tim Sistem Pembayaran & Pengelolaan Uang Rupiah BI Sulawesi Utara (Sulut), menjelaskan bank sentral Indonesia bekerja sama dengan TNI AL telah banyak mendatangi pulau-pulau terluar untuk mendistribusikan rupiah layak edar.
Pulau Lirung menjadi 1 dari 7 pulau yang disambangi dalam ekspedisi ke batas utara NKRI yang berlangsung sejak Senin (15/10) hingga Senin (22/10). Ekspedisi ini sekaligus menjadi yang ke-11 dari total 14 ekspedisi yang akan dilakukan BI pada 2018.
"Kenapa kami bersusah payah? Karena amanat UU menyatakan di mana ada bendera Merah Putih, di situ juga uang rupiah harus diberlakukan, tentu dengan kondisi layak edar," jelasnya.
Jesaja memperkirakan uang rupiah layak edar senilai total Rp500 juta yang disalurkan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Lirung. Nantinya, uang lusuh yang ditukar dari masyarakat akan dimusnahkan oleh BI.
Dengan penukaran ini, dia berharap dapat meningkatkan kelayakan sekaligus memperpanjang jangka waktu penggunaan uang rupiah di tengah masyarakat kepulauan.
Je Demura, Camat Lirung, menyatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan penukaran ini. Pasalnya, kondisi rupiah di kepulauan terluar seperti Lirung ini mudah lusuh.
Masyarakat pun tidak memiliki banyak pilihan untuk menukarkan uangnya.
"Pernah ada penukaran uang terakhir mungkin dua tahun lalu. Selama ini, masyarakat kalau tukar uang ya ke bank atau pengusaha setempat saja," ungkapnya.
Kecamatan Lirung terdiri atas 4 desa dan 3 kelurahan. Daerah tersebut dihuni oleh kurang lebih 6.000 penduduk, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
.jpg?w=184&h=104)
.jpg?w=184&h=104)
