Bisnis.com, MANADO — Kepiting dan lobster menjadi komoditas andalan baru di Provinsi Sulawesi Utara guna mengejar target pertumbuhan ekspor 9% pada tahun ini.
Darwin Muksin, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut menyatakan, saat ini banyak pemain baru yang menjual kedua komoditas tersebut bermunculan di Sulut. Umumnya, dia menyebut kepiting dan lobster diekspor langsung ke China.
“Sekarang ada pemain baru yang dinamakan crab dan lobster. Memanfaatkan penerbangan langsung ke China. Kalau rata-rata ekspor langsung per minggu 400 kilogram, itu kan bisa menambah kenaikan ekspor kita,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/9/2018).
Berdasarkan data SKA (Surat Keterangan Asal) yang diterbitkan Disperindag Sulut, volume ekspor kepiting hidup sepanjang Januari hingga Juli tahun ini mencapai 310 kilogram, atau senilai US$2.480. Sementara, ekspor lobster air tawar sepajang periode tersebut tercatat sebesar 9.340 kilogram, atau senilai US$41.347.
Menurutnya, kedua komoditas tersebut baru diekspor dari Sulut pada tahun ini. Di luar dua komoditas baru itu, produk turunan kelapa masih mendominasi persentase ekspor Sulut, yaitu seperti minyak kelapa kasar 65%, tepung kelapa 19,57%, dan bungkil kopra 6,10%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Agustus 2018 US$ 74,64 juta, tumbuh 4,88% dibandingkan Juli 2018 senilai US$ 71,17 juta. Namun, nilai tersebut turun sebesar 11,27% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.