Bisnis.com, MAKASSAR - Pelaku UMKM Sulawesi Selatan memungkinkan meningkatkan kapasitas dan kualitas melalui instrumen sertifikasi halal sehingga lebih optimal berkontribusi terhadap pengembangan wisata berbasis syariah.
Menurut Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulsel Dwityapoetra S. Besar, pelaku UMKM yang bergerak pada beragam sektor terkhusus kuliner sangat strategis jika kemudian mengantongi sertifikasi halal pada lini usahanya.
Dia menjelaskan, sertifikasi halal bakal menjadi rujukan bagi wisatawan dalam mengakses produk turunan pariwisata pada sebuah destinasi berbasis syariah.
Sehingga pelaku industri termasuk UMKM yang mengantongi sertifikasi halal, mampu menjadi sasaran awal wisatawan ketika berkunjung pada destinasi yang tengah menggencarkan potensi wisata berbasis syariah.
"Tidak sekadar itu saja, masih banyak manfaat lainnya yang diperoleh jika mengantongi sertifikasi halal oleh UMKM. Bank Sentral tentu memfasilitasi bersama dengan pihak dan institusi lainnya yang berkomitmen mendorong optimalisasi potensi wisata syariah Sulsel," ujarnya, Sabtu (15/9/2018).
Hal tersebut dikemukakan Dwityapoetra saat workshop sertifikasi halal yang menjadi rangkaian dari Pekan Ekonomi Syariah 2018 yang diselenggarakan Bank Indonesia Provinsi Sulsel.
Adapun lokakarya sertifikasi halal yang dikhususkan bagi pelaku UMKM itu melibatkan beberapa pihak mulai dari Pemprov Sulsel, LPPOM MUI Sulsel, Asbisindo Sulawesi Selatan
dan Lembaga Halal Centre Universitas Muslim Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Lembaga Halal Centre menyampaikan pentingnya aspek halal dalam lini usaha, kemudian Asbisindo menguraikan mekanisme pembiayaan perbankan syariah.
Selanjutnya LPOM MUI akan menyampaikan dan mendampingi pelaku UMKM dalam rangka memperoleh sertifikasi halal.
Dwityapoetra menjelaskan, workshop itu menjadi menifestasi dari penyediaan aspek amenity demi untuk mendukung optimalisasi potensi wisata
berbasis syariah di Sulsel.
Sebagai informasi, amenity atau perbaikan kualitas menjadi bagian dari aspek 4A pada penguatan sektor pariwisata, yang mana lainnya adalah attraction (atraksi), accessibility (penguatan akses) serta ancillary (ketersediaan fasilitas tambahan).