Bisnis.com, GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo segera melakukan pendataan atas kebutuhan benih pohon pinus untuk mendukung pengembangan agroforestri di Desa Motilango.
Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo Idris Rahim mengaku telah menginstruksikan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo untuk segera melakukan kajian secara bersinergi dengan pemerintah Desa Motilango, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo guna mendata luas area dan jumlah kebutuhan bibit pohon pinus.
“Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan pendataan luas area dan berapa banyak kebutuhan bibit, setelah itu kami akan usulkan pada APBD 2019. Komitmen kami, selama itu untuk kepentingan masyarakat, kami akan mengupayakannya ,” ujarnya, Selasa (14/8/2018).
Idris menjelaskan pihaknya selalu mendorong pengembangan sektor pertanian sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi Gorontalo. Berbagai program dan bantuan, mulai dari benih, pupuk, hingga alat serta mesin pertanian, telah disalurkan untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian, seperti jagung, beras, dan komoditas lainnya.
Kepala Desa Motilango Ishak Buna menyampaikan adanya keinginan warga desa untuk mendapat dukungan dari pemerintah untuk pengembangan agroforestri, yaitu pengembangan pertanian dengan tanaman musiman berupa jagung, yang dikombinasikan dengan tanaman kehutanan berupa pohon keras yaitu pohon pinus.
Dalam lima tahun terakhir, warga Desa Motilango mulai memanfaatkan pohon pinus yang sudah ditanam di desa tersebut sejak 1978 untuk diambil getahnya.
“Pinus yang ada di desa ini ditanam sejak 1978 dan baru 2014 mulai diambil getahnya oleh masyarakat. Masyarakat baru tahu ternyata getah pinus bernilai ekonomi dan karenanya berharap perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo untuk memberikan bantuan bibit pohon pinus, selain benih jagung yang selama ini telah mereka terima,” paparnya.
Saat ini, jumlah pohon pinus di Desa Motilango sebanyak 291.000 pohon. Pohon-pohon itu dipanen setiap dua pekan dan menghasilkan getah pinus rata-rata 1.200 kilogram (kg).
Getah pinus tersebut dijual dengan harga Rp4.750 per kg.
Desa ini juga memiliki potensi buah kemiri. Kemiri yang masih bercangkang dijual dengan harga Rp6.000 per kg, sedangkan yang sudah bercangkang dijual dengan harga Rp32.000 per kg.
Adapun untuk tanaman pertanian berupa jagung, luas areanya kurang lebih 200 hektare (ha) dengan hasil panen sebanyak 900 ton.