Bisnis.com, MANADO — Ekonomi Sulawesi Utara pada kuartal II/2018 tercatat tumbuh 5,83%, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,28%.
Ateng Hartono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menjelaskan, dari sisi produksi pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 12,72%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 11,87%.
“Kinerja ekonomi Sulut pada triwulan II relatif lebih baik dari nasional, baik secara q-to-q, c-to-c, atau year on year. Ketiganya kita berada di atas nasional,” ujarnya, Senin (6/8).
Berdasarkan lapangan usahanya, dia memaparkan pertumbuhan ekonomi Sulut pada kuartal II/2018 didukung oleh pertumbuhan hampir semua lapangan usaha kecuali lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta pengadaan air. Lima sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya sebesar 12,72%, jasa kesehatan 9,98%, jasa perusahaan 9,73%, administrasi pemerintahan 8,98% dan transportasi 8,91%.
Dia menambahkan, sektor pertanian berkontribusi sebesar 20,59% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), terbanyak dibandingkan sektor lainnya. Sayangnya, sektor ini justru mengalami penurunan sebesar 0,30%, yang diakibatkan oleh penurunan produktivitas sub lapangan usaha makanan pangan seperti padi dan jagung, serta penurunan subsektor perkebunan seperti kelapa.
Sementara menurut pengeluaran, ekonomi Sulut pada kuartal II/2018 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 45,15%, dengan laju pertumbuhan konsumsi sebesar 4,12%. Selanjutnya, kontribusi terbesar kedua adalah dari investasi, atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 33,99% terhadap PDRB, sedangkan laju pertumbuhannya pada kuartal II/2018 hanya sebesar 2,17%.
“Yang menarik, pertumbuhan tertinggi ada pada ekspor barang dan jasa sebesar 11,87%, yang berkontribusi 18,57% terhadap PDRB. Ekspor ini ada dua, ekspor ke luar negeri yang hampir 30% [kontribusinya], dan ekspor antar daerah yang menurun. Sulut perlu memperkuat ekspor antara daerah,” jelasnya.