Bisnis.com, MANADO — Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara menyatakan masih terdapat risiko inflasi di provinsi itu kendati Manado, ibu kotanya, mengalami deflasi 0,68% pada Juli 2018.
Manado menjadi satu-satunya kota di Sulawesi yang mencatatkan deflasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Soekowardojo menjelaskan sejumlah risiko tersebut berasal dari beberapa acara budaya dan pariwisata seperti Pengucapan Syukur, Tomohon International Flower Festival (TIFF), dan HUT RI.
Selain itu, juga masih terdapat risiko tekanan inflasi dari komponen volatile food (VF) terutama komoditas bawang, rica, dan tomat sayur.
“Untuk itu, TPID [Tim Pengendalian Inflasi Daerah] akan memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta komunikasi yang efektif sehingga kestabilan harga dapat terjaga,” ujarnya, Rabu (1/8/2018).
Lebih lanjut, pihaknya memperkirakan inflasi Sulut dapat berada pada rentang 3,5% plus minus 1% sepanjang tahun ini.
Sejauh ini, pengendalian harga didukung oleh ketersediaan bahan pokok strategis yang memadai, serta upaya pemerintah daerah dan BI melalui TPID untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi.
Pada Juli 2018, lanjut Soekowardojo, TPID telah melakukan gerakan Barito+ berupa penyerahan bantuan 20.000 bibit barito (bawang, rica dan tomat) kepada Tim Penggerak PKK Sulut sehingga diharapkan dapat mendorong kesadaran para ibu rumah tangga untuk bertanam barito di pekarangan rumah.
Selain itu, belum lama ini TPID Sulut juga meraih penghargaan sebagai TPID terbaik se-Provinsi Sulawesi. Untuk tingkat kabupaten/kota non pencatatan inflasi, Kota Bitung terpilih sebagai TPID berprestasi tingkat nasional.