Bisnis.com, MAKASSAR - Kalangan pebisnis logistik mendesak PT Pelabuhan Indonesia IV mempercepat proyek Makassar New Port (MNP) agar bisa menjadi alternatif dalam mengurai kepadatan lalu lintas logistik di wilayah timur yang melalui Makassar sebagai hub utama.
Jika memungkinkan, proyek MNP itu diharapkan sudah bisa beroperasi pada tahun ini meski bersifat fungsional agar mengurai kepadatan trafik di pelabuhan eksisting.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulselbar, Syaifuddin Ipho Saharudi mengemukakan Terminal Petikemas Makassar maupun Pelabuhan Makassar eksisting sudah hampir berada pada titik jenuh lantaran kapasitas tidak lagi sejalan dengan trafik yang bertumbuh dinamis tiap tahun.
Menurut dia, kondisi tersebut bahkan mulai terlihat dari kecenderungan antrian kapal yang kerap terjadi karena keterbatasan kapasitas layanan di Terminal Petikemas Makassar (TPM) sehingga berpotensi mengganggu kelancaran distribusi logistik dalam skala yang lebih luas.
"Memang saat ini masih ada toleransi, kami di ALFI belum terlalu berdampak sebenarnya, tetapi jika kondisi tersebut dibiarkan akan mempercepat titik jenuh. Sistem logistik kita dampaknya. Maka solusinya, percepatan proyek MNP," katanya kepada Bisnis Senin (4/6/2018).
Dia menjelaskan, percepatan pengerjaan kemudian pengoperasian proyek MNP akan menekan terjadinya antrian kapal sekaligus menjadi instrumen strategis dalam memperlancar rantai distribusi logistik di wilayah timur.
Posisi Makassar sebagai hub selalu menjadi persinggahan sekaligus menjadi titik konsolidasian kargo atau petikemas yang dikirim dari pelabuhan utama wilayah barat untuk kemudian didistribusikan ke daerah lain di timur.