Bisnis.com, MANADO – Realisasi pengapalan ke Sulawesi Utara melonjak drastis karena adanya impor bahan bakar mineral.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) melaporkan realisasi impor pada Maret 2018 senilai US$12,35 juta, naik 332% dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebear US$2,86 juta. Angka itu melesat hingga 808% dibandingkan realisasi Maret 2017 yang senilai US$1,36 juta.
Jika melihat dari golongan barangnya, impor bahan bakar mineral adalah yang paling mendominasi yakni hingga 55,7% dengan nilai US$6,88 juta. Padahal, pada Februari 2018, BPS mencatat tidak ada impor bahan bakar mineral ke Bumi Nyiur Melambai.
Baca Juga
“Bahan bakar mineral kembali menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulut pada Maret 2018,” ujar Kabid Distibusi BPS Sulut Marthedy M. Tenggehi dalam keterangan resmi, Senin (16/4/2018).
Jika melihat realisasi dari Januari-Maret secara year-to-date (ytd), realisasi total impor ke Sulut pada tahun ini mencapai US$26,63 juta, lebih rendah dibandingkan posisi periode yang sama tahun lalu yang sekitar US$29,74 juta. Kendati lebih rendah, porsi bahan bakar mineral melompat tinggi.
Dari awal tahun hingga Maret 2018, realisasi impor bahan bakar mineral mencapai US$13,25 juta atau mencakup 49,8% dari total impor. Performa ini melesat hingga 1.138% dibandingkan kinerja tiga bulan pertama tahun lalu yang senilai US$1,07 juta yang porsinya mencakup 3,6% dari total impor.