Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komsos KWI Kerja Sama dengan Kominfo Lewat Literai Media Sosial

Konferensi Wali Gereja Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi menggelar pelatihan literasi media sosial bagi orang muda Katolik di Keuskupan Manado, Sulawesi Utara.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, TOMOHON – Konferensi Wali Gereja Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi menggelar pelatihan literasi media sosial bagi orang muda Katolik di Keuskupan Manado, Sulawesi Utara.

Sekretaris Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) RD Kamilus Pantus mengatakan gerakan ini akan diselenggarakan di 7 kota. Sebelum di Manado, KWI telah menyelenggarakan pelatihan ini di Jakarta, Malang, Medan, dan Bandung dan masih tersisa di Kupang dan Semarang.

Tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan pemahaman kepada anak muda pengguna media sosial untuk ikut serta menangkat berita bohong atau hoax pada media sosial.

“Pelatihan ini mengajarkan soal dasar komunikasi Katolik yang Trinitaris kepada anak muda Katolik, adanya prinsip dasar teologi komunikasi menangkal berita bohong,” ungkap Kamilus pada materi pembukaan Media dan Gereja di Wisma Lorenzo, Lotta, Minahasa, Sabtu (22/10/2017).

Kamilus mengatakan dihadapan 100 orang peserta dari berbagai kabupaten di Manado, kehadiran hoax adalah ancaman bagi generasi muda dan ancaman bagi iman. Oleh sebab itu Paus Fransiskus telah mengimbau agar menggunakan media sosial sebagai arena pewartaan melawan hoax, isu SARA, radikalisme, dan intoleransi.

“Kita harus menjalankan fungsi kritis, menggunakan akal buda dan suara hati dalam menyebarkan berita atau informasi,” tutur Kamilus.

Sementara itu Tenaga Ahli Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Hendrasmo mengatakan diperlukan aksi nyata dari generasi muda dalam partisipasi virtual untuk penguatan bangsa.

Dia mengatakan pada era digital, siapapun pengguna media sosial bisa membuat opini publik. Hal itu bisa terukur dari partisipasi orang lain melakukan komentar.

“Era disruptif ini adalah era kegamangan, dan perlu ada aksi sebagai orang muda menyelamatkan bangsa. Kita harus menyikapi perbedaan bukan sebagai akar konflik melainkan kekuatan,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gloria F.K.Lawi
Editor : News Editor
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper